Heboh, George Soros Desak Mark Zuckerberg Mundur dari Facebook, Ini Sebabnya
RIAU24.COM - Pernyataan salah satu orang terkaya di dunia, George Soros, tiba-tiba saja menjadi sorotan. Hal itu setelah ia mendesak Mark Zuckerberg mundur dari jabatannya sebagai CEO Facebook. Tak hanya itu, Soros juga meminta Chief Operating Officer Facebook, Sheryl Sandberg, ikut lengser.
Rupanya, desakan itu muncul karena sikap Facebook sendiri. Dalam kolomnya di Financial Times, investor dengan harta sekitar USD 8,3 miliar itu menyorot kebijakan Facebook yang tetap mengizinkan iklan politik.
Soros menilai, hal itu akan membantu Donald Trump terpilih kembali sebagai presiden Amerika Serikat.
"Zuckerberg tampaknya terlibat dalam semacam kesepakatan dengan Donald Trump untuk membantunya kembali terpilih," tulis Soros, dilansir detik yang merangkum bbc, Rabu 19 Februari 2020.
"Facebook tak perlu menunggu regulasi pemerintah untuk berhenti menerima iklan politik. Saya mengulangi usulan saya, Mark Zuckerberg dan Sheryl Sandberg harus dilengserkan dari Facebook," cetusnya.
Tidak hanya kali ini, sebelumnya Soros memang sering mengkritik tajam Zuckerberg. Pada tahun 2018 lalu, Facebook bahkan mengakui menyewa perusahaan public relation. Tujuannya untuk mengorganisir berita buruk soal Soros.
Tak seperti Twitter, Facebook bersikukuh tetap memperbolehkan iklan politik walau sering mengandung hoaks.
Menurut Katie Harbath, Global Politics and Government Outreach Director Facebook, melarang iklan politik dapat membuat persaingan tak sehat antara politisi pilihan masyarakat dan petahana dengan dukungan dana besar.
"Belanja iklan digital umumnya lebih terjangkau dibanding iklan TV atau media massa, sehingga bisa menjadi cara ekonomis bagi kandidat dengan dana kampanye minim atau menjangkau orang lebih luas dan meningkatkan jumlah pendukungnya," tuturnya. ***