Ditanya Soal Aksi 212 yang Akan Digelar Jumat Lusa, Ahok Jawab Begini
RIAU24.COM - Bila tidak ada aral melintang, Persaudaraan Alumni (PA) 212 akan kembali menggelar aksi pada Jumat 21 Februari 2020 lusa. Pihak PA 212 menargetkan aksi tersebut akan diikuti sekitar 100 ribu peserta.
Terkait hal ini, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok adalah orang yang pernah didemo saat aksi 212 digelar pada 2 Desember 2016 silam. Ketika itu, Ahok didemo karena disebut melakukan penistaan agama. Setelah aksi itu, proses hukum terhadap Ahok terus berjalan hingga akhirnya ia ditahan di Rutan Mako Brimob di Depok.
Terkait aksi yang digelar kali ini, bagaimana respon Ahok?
Ketika disodori pertanyaan itu, Ahok mengatakan dirinya sudah berteman dengan orang-orang yang dulu ikut dalam unjuk rasa dalam perkara penodaan agama yang menyeret dirinya.
"Sekarang saya berteman dengan yang dulu ikut demo saya. Gue berteman sama Gatot Nurmantyo," lontarnya, dikutip dari wawancara Majalah Tempo edisi 15 Februari 2020.
Untuk diketahui, Gatot Numantyo yang merupakan mantan Panglima TNI ini, pernah hadir dalam aksi unjuk rasa pada 4 November dan 2 Desember 2016. Di mana, aksi tersebut untuk menuntut penuntasan kasus penodaan agama yang menjerat Ahok.
Kedekatan Ahok dengan Gatot, karena ia berencana untuk berbisnis ayam, yang saat ini sudah terlebih dahulu dilakukan Gatot. Untuk itu, sesekali ia datang 'berguru' ke peternakan ayam milik Gatot di Purwakarta, Jawa Barat. Terkait hal itu, Gatot mengatakan dirinya terbuka saja untuk memberi bantuan dan pengalaman.
Sebelumnya, juru bicara PA 212 Novel Bamukmin mengatakan, aksi 212 kali ini rencananya akan dipusatkan di areal Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat. Lokasi itu jadi pilihan, karena jalan di depan Istana Negara akan ditutup aparat keamanan.
"Titik kumpul di situ (Patung Kuda). Habis Jumatan," kata dia lagi.
Menurutnya, aksi kali ini menuntut pemerintah untuk segera mengusut tuntas kasus mega korupsi Jiwasraya, Asabri dan Pelindo. Pihaknya menilai, korupsi kini telah mencapai puncaknya dan membuat pemerintahan Presiden Joko Widodo adalah rezim terkorup. ***
Selain itu, PA 212 juga menuntut pimpinan KPK dicopot dan diganti. Ditambahkan Novel, jika Presiden tak mendengar aspirasi itu dan tak melakukan tindakan nyata, maka Presiden Jokowi juga diminta mengundurkan diri. ***