Kisah Salwa Bocah Dari Iblid yang Ketika Mendengar Suara Bom Jatuh Akan Selalu Tertawa, Jadi Viral di Media Sosial
Pria berusia 32 tahun itu mengatakan dia merancang permainan pribadi ini untuk membantu Salwa, satu-satunya anaknya, mengatasi ketakutannya ketika serangan terhadap Saraqeb meningkat pada bulan Desember. "Anak-anak di lingkungan kami biasa bermain dengan petasan. Suatu saat selama Idul Fitri, mereka melempar mereka untuk merayakan dan Salwa ketakutan oleh suara itu," katanya, merujuk pada hari libur Muslim yang beragama.
"Saya membawanya keluar ke balkon untuk menunjukkan kepadanya bahwa itu hanya mainan, permainan yang dimainkan anak-anak untuk merayakan Idul Fitri dan yang lainnya," tambah al-Mohamed.
"Saya mencoba menggunakan dalih yang sama untuk meyakinkannya bahwa ini hanya permainan, bahwa dia seharusnya tidak takut," kata al-Abdullah. "Aku harus menghilangkan rasa takut dari hatinya," katanya. "Aku ingin dia mengasosiasikan suara-suara yang keras dan menakutkan ini dengan sesuatu yang ringan dan lucu."
Lebih dari tiga juta orang tinggal di provinsi Idlib, banyak yang mengungsi dari bagian lain negara itu ditangkap kembali oleh pasukan pemerintah. Menurut PBB, sekitar 900.000 orang telah mengungsi di daerah itu sejak serangan Desember.
Dorongan militer yang diperbarui telah memperketat kerja sama rapuh antara Turki, Rusia dan Iran, pemain internasional utama dalam perang Suriah, yang telah menunjuk Idlib sebagai zona de-eskalasi dalam kesepakatan 2018 yang memperlambat dorongan al-Assad untuk merebut kembali wilayah itu.
Di bawah kesepakatan itu, Turki, yang mendukung sejumlah kelompok pemberontak, dan Rusia, yang mendukung al-Assad, sepakat untuk menciptakan zona demiliterisasi di Idlib. Namun, para pihak telah saling menuduh tidak berpegang teguh pada ketentuan perjanjian dan, April lalu, al-Assad meluncurkan kembali upayanya untuk mengambil kendali atas daerah yang dikuasai pemberontak yang tersisa.