Setelah China, Inilah Negara Yang Disebut-sebut Paling Berpotensi Diserbu Virus Corona, Ini Sebabnya
RIAU24.COM - China telah merasakan betapa ganasnya serbuan wabah virus Corona COVID-19. Seratusan orang telah meninggal dan puluhan ribu lainnya telah terjangkit. Saat ini, ada beberapa negara yang dikabarkan mulai ketar-ketir karena virus ini. Namun dari sekian banyak negara itu, Jepang disebut-sebut sebagai negara yang paling berpotensi menjadi daerah jajahan virus Corona.
Saat ini, beberapa media di China telah banyak menyampaikan bahwa Jepang adalah negara yang bakal menjadi 'next Wuhan'. Namun tudingan ini bukan tanpa alasan.
Dilansir viva yang merangkum Global Times, yang juga tabloid pemerintah China, rabu 19 Februari 2020, banyak pengguna internet yang meragukan Jepang mampu mengontrol dan mengkarantina epidemik Virus Corona yang saat ini telah memasuki negara tersebut.
Apalgi mengingat Jepang bakal menjadi negara yang paling sibuk menggelar event internasional.
"Mereka mengatakan rendahnya pengawasan yang dilakukan pemerintah Jepang pada virus mematikan ini membuat mereka kini terbuka lebar jadi Wuhan selanjutnya atau pusat wabah COVID-19, terlebih dengan penanganan dan pengendalian yang tak tepat waktu pada awalnya," tulis media itu.
Untuk diketahui, gara-gara wabah virus Corona, Jepang telah membatalkan beberapa event internasional seperti lari marathon. Namun event besar seperti Olimpiade, sepertinya akan tetap digelar di Negeri Sakura tersebut. Sesuai jadwal, Jepang akan menjadi tuan rumah Olimpiade mulai Juli 2020 mendatang.
Pemerintah Jepang sendiri kini tengah melakukan berbagai upaya untuk menangkal ekspansi virus Corona yang menyerang saluran pernafasan tersebut.
Seperti diungkapkan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe kepada Japan Times, pihaknya akan bekerja sama dengan banyak pemerintah kota dan mempercepat ekspansi kemampuan pengujian dan perlakuan untuk menghentikan virus ini menyebar dan menginfeksi masyarakat Jepang.
Untuk diketahui, saat ini telah ditemukan lebih dari 500 kasus Virus Corona di Jepang. Namun dari jumlah itu, sebanyak 450 adalah penumpang kapal pesiar yang kini masih tertahan di perairan Yokohama. ***