Boleh Percaya Boleh Tidak, Kepala Negara Disebut-sebut Bisa Terjungkal Kalau Kunjungi Daerah Ini, Ternyata Begini Cara Menangkalnya
RIAU24.COM - Mitos, hingga saat ini masih saja berlaku di tengah masyarakat Indonesia. Banyak hal yang biasa dijadikan mitos itu. Salah satunya, adalah Kota Kediri di Jawa Timur. Kabarnya, bila kepala negara berkunjung ke daerah ini, diyakini bakal terjungkal atau karirnya bakal terganjal di tengah jalan.
Namanya mitos, urusannya bukanlah masuk akal atau tidak, tapi percaya atau tidak.
Adalah Sekretaris Kabinet Pramono Anung memantik orang memicarakan mitos itu lagi. Hal itu setelah ia mengaku melarang Presiden Jokowi berkunjung ke kota itu, karena khawatir mitos itu akan menimpa yang bersangkutan.
Dilansir detik, Senin 17 Februari 2020, tanah Kediri, memang menyimpan banyak sejarah. Di tanah ini, pernah berdiri Kerajaan Daha masa lalu. Pada masa ini pula legenda Raja Jayabhaya yang terkenal itu tercipta. Tak hanya itu, Kediri juga hingga cerita tentang Ken Arok yang membuat kerajaan itu berakhir.
Entah apa hubungannya, namun yang pasti masih banyak orang yang mempercayai mitor ini. Bila dilihat dari sejarah politik di Tanah Air, publik mungkin akan mengingat catatan tentang lengsernya Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Menurut orang yang percaya mitos ini, lengsernya Gus Dur karena pernah mengunjungi Kediri.
Untuk diketahui, Gus Dur tercatat pernah mengunjungi Kediri saat masih menjabat presiden. Ketika itu ia membuka Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) di Lirboyo, Kediri, 21 November 1999. Gus Dur sendiri lengser pada 2001, sebelum periode masa jabatannya habis.
Begitu pula halnya dengan Presiden Pertama RI, Sukarno. Yang bersangkutan juga dikabarkan mengunjungi Kediri dan berakhir dengan lengser dengan cara yang tak mulus.
Mitos ini juga menyinggung perihal Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie (Presiden RI 1998-1999) yang juga pernah mengunjungi Kediri. Tiga sesuah itu, Habibie lengser. Namun, sebagaimana diketahui, Habibie tidak lengser secara tidak normal, melainkan berakhir dan tidak ikut kontestasi pencapresan 1999.
Bila dibandingkan dengan presiden RI lainnya, Soeharto dikabarkan tidak pernah menginjakkan kaki di Kediri. Meski demikian, Soeharto akhirnya juga lengser juga tahun 1998.
Begitu pula halnya dengan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang pernah dua kali mengunjungi Kediri.
"Tahun 2007 SBY mengunjungi Kediri. Kunjungan kedua di tahun 2014," tulis Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief lewat akun Twitter-nya, Minggu (16/2/2020).
Tapi seperti diketahui, SBY tetap berhasil menyelesaikan dua periode kepresidenannya (2004-2009 dan 2009-2014).
Kunjungan pertama SBY ke Kediri terjadi 25 Oktober 2007 dan 17 Februari 2014. Tujuannya sama, yakni mengunjungi warga yang menjadi korban meletusnya Gunung Kelud.
Terkait mitos ini,Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin bicara soal hal ini. Menurutnya, mitos soal 'Kediri bikin lengser Presiden RI' itu memang dipercaya orang.
"Suka tidak suka, inilah kultur yang normal di Jawa dan beberapa tempat lain," kata Ngabalin.
Rupanya Ini Penangkalnya
Untuk diketahui, sebelum jadi trending topic di Twitter, adalah Pramono Anung yang berbicara mengenai mitor itu, Sabtu (15/2/2020).
Ketika itu, Pramono Anung datang bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, untuk meresmikan rusunawa di Ponpes Lirboyo, Kediri.
Di hadapan para hadirin, mantan Sekjen PDIP ini terang-terangan mengaku melarang Presiden Jokowi untuk berkunjung ke Kediri.
"Ngapunten (maaf), Kiai, saya termasuk orang yang melarang Pak Presiden untuk berkunjung di Kediri," ucap Pramono disambut gelak tawa para undangan yang hadir di Ponpes Lirboyo.
Pernyataan Pramono menanggapi sambutan KH Kafabihi Mahrus, yang menjelaskan bahwa Kediri daerah wingit atau angker untuk presiden. Namun ada cara bagi presiden yang ingin berkunjung ke Kediri dengan aman. Cara itu adalah berkunjung atau berziarah dan berdoa di makam Syekh Al Wasil Syamsudin, Mbah Wasil Setono Gedong, Kota Kediri.
Nah, sekarang Anda pembacara, percaya atau tidak? ***