Menu

Perang Tak Habis-habis, Pasukan Amerika Serikat di Afganistan Gencatan Senjata Dengan Taliban Selama 7 Hari

Riki Ariyanto 15 Feb 2020, 11:38
Psuakan Amerika Serikat di Afganistan menghadapi perang tak berkesudahan dengan kelompok Taliban (foto/int)
Psuakan Amerika Serikat di Afganistan menghadapi perang tak berkesudahan dengan kelompok Taliban (foto/int)

RIAU24.COM - Sabtu 15 Februari 2020, Pasukan Amerika Serikat (AS) mengalami perang yang tak ada habisnya di Afganistan. Seperti yang diketahui pasukan AS dengan kelompok Taliban Afghanistan masih terus terlibat kontak senjata.

Hal tersebut merugikan banyak pihak, terutama sipil. Dilansir dari Okezone, otoritas AS melakukan gencatan dengan kelompok Taliban selama tujuh hari.

zxc1

Seorang pejabat yang enggan disebut namanya, yang ditulia VOA, Sabtu (15/2/2020) kesepakatan membahas detail tentang apa yang disebut persetujuan "Pemulihan". Kesepakatan itu bakal mengikat Taliban supaya tak melancarkan serangan bom di pinggir jalan juga serangan roket melawan roket melawan pasukan Afghanistan. Termasuk ke pasukan tentara Amerika di mana saja di negara itu.


Pejabat Amerika Serikat (AS) yang hadir bersama Menteri Luar Negeri Mike Pompeo di Munchen, Jerman tersebut menjelaskan, jika Taliban menyetujui komitmen mereka, maka persetujuan itu bisa membuka jalan bagi perdamaian. Perdamaian yang dimaksud lebih luas seperti sudsh dirundingkan oleh para pengurus Amerika Serikat juga Taliban selama persetujuan ini.

zxc2

Sementara sumber-sumber kelompok Taliban Afghanistan mengklaim periode tujuh hari bakal dimulai 22 Februari dan perjanjian perdamaian akan ditandatangani pada 29 Februari.

Sumber-sumber Taliban menyebut penjamin internasional seperti PBB, Rusia, Qatar, China, Pakistan, Arab Saudi, Jerman, dan Norwegia, yang selama beberapa bulan jadi tuan rumah perundingan AS-Taliban. Semuanya bakal menyaksikan upacara penandatanganan itu.

Menlu AS Mike Pompeo dan Menteri Pertahanan Mark Esper, bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dalam rapat itu pada hari Jumat.

Pengumuman tersebut dikeluarkan sehari setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut ada "peluang baik" untuk mencapai kesepakatan dengan Taliban tentang perhitungan jumlah tentara Amerika Serikat (AS) di Afghanistan.

Soal kesepakatan tentang jumlah besar akan menjadi pertimbangan penting bagi Donald Trump, yang berkali-kali lipat akan mengakhiri "perang yang dianggap tak ada habis-habisnya" tersebut. (Riki)