Guru Besar UIN Ini Sebut Ada Keterlibatan Setan dalam Wabah Virus Corona, Begini Cara Menyembuhkannya
RIAU24.COM - Menyikapi wabah virus Corona yang masih marak, sebuah pernyataan datang dari guru besar Ilmu Fikih Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Prof DR Ahmad Zahro. Menurutnya, virus corona bisa disembuhkan melalui pengobatan ruqyah. Ia meyakini, ada keterlibatan setan seiring mewabahnya virus yang mematikan itu.
Sontak saja, pernyataan itu langsung mendapat sorotan publik, lantaran pertama kali diutarakannya dalam sebuah video ceramah yang diunggah di kanal youtube resminya, Azahro Official.
Dilansir cnnindonesia, Kamis 13 Februari 2020. Zahro, sapaan akrabnya, mengatakan, mulanya virus Corona memang tersebar melalui kelelawar, dan itu bisa terdeteksi secara medis. Namun belakangan, berdasarkan banyak hadis, ia meyakini sudah ada campur tangan setan dalam penyebarannya.
"Bahwa corona virus itu berasal dari kelelawar, iya. itu virus itu (dilihat) dari ilmu medis. Tapi dalam stadium tertentu, itu menjadi penyakit 'ain, menjadi penyakit yang ada keterlibatan saitan," terangnya.
Ditambahkannya, jika sudah dalam taraf mewabah, pengobatannya bukan lagi hanya mengandalkan ilmu medis dari dokter, tapi juga diperlukan metode rukyah.
"Kalau sudah seperti itu, sudah mewabah itu tentu bagian yang sudah menjadi penyakit 'ain, sudah menjadi keterlibatan setan, itu ya (pengobatannya) rukyah, bukan hanya medis," terangnya lagi.
Sudah Dibuktikan
Ditambahkannya, pengobatan dengan metode rukyah sudah biasa dilakukan pada penyakit-penyakit lainnya. Seperti penyakit jantung. Ia pun mengaku telah membuktikannya di klinik pengobatan ruqyah miliknya, Al Qadar.
"Penyakit lain juga gitu, misalnya penyakit jantung. jantung secara medis sudah dicoba, tetep belum sembuh, karena sudah ada wilayah yang kadung dimasuki setan, ini ilmu spiritual, yang percaya monggo, yang nggak percaya ya ngga papa," katanya.
"Tapi nyatanya dalam praktik apa yang dilakukan di Al Qadar, Alhamdulillah, Allah mengabulkan sebagian besarnya, jadi penyembuhan itu harus kombinatif antara medis dan nonmedis," ujarnya lagi. ***