Menu

Geger! Ogah Dikarantina, 2 Pasien Virus Corona Ini Kabur Setelah Lompat dari Jendela dan Jebol Pintu Rumah Sakit

Siswandi 13 Feb 2020, 10:22
Pasien virus Corona menjalani proses pengobatan di rumah sakit. Foto: int (Ilustrasi)
Pasien virus Corona menjalani proses pengobatan di rumah sakit. Foto: int (Ilustrasi)

RIAU24.COM -  Tak semua proses karantina terhadap orang yang diduga mengidap virus Corona, berjalan dengan lancar. Salah satunya, seperti yang terjadi di Rusia. Di negara ini, seorang perempuan pasien virus Corona, berhasil kabur dari rumah sakit tempat ia dirawat dengan cara melompat keluar melalui jendela. 

Sedangkan satu pasien lainnya, yang juga perempuan, berhasil kabur dari rumah sakit dengan cara menonaktifkan kunci elektronik.

Untuk diketahui, kedua perempuan itu mengaku baru kembali dari Hainan, wilayah tropis di daratan China. Tempat itu memang sudah lama menjadi destinasi wisata yang populer di tengah masyarakat Rusia. 

Dilansir viva yang merangkum reuters, Kamis 13 Februari 2020, di Rusia sendiri sejauh ini baru ditemukan dua kasus virus Corona. Namun pihak berwenang mengambil langkah besar untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut. Bahkan ratusan warga Rusia yang diketahui kembali dari Tiongkok, langsung menjalani proses perawatan, sebagai tindakan pencegahan.

Mereka kemudian dirawat di berbagai rumah sakit. Namun belakangan, banyak muncul keluhan. Mulai dari buruknya kondisi ruangan isolasi hingga sikap dokter yang dinilai tak simpatik. Para warga Rusia yang dirawat itu juga tidak yakin tentang protokol karantina yang diberlakukan di negara itu. 

Dalam sebuah akun panjang di Instagram yang diterbitkan Jumat akhir pekan kemarin, seorang perempuan Rusia dengan nama layar GuzelNeder, mengatakan putranya terserang batuk dan demam 37,3 C (99,2 F). Kondisi itu terjadi empat hari setelah keluarga kembali ke rumah mereka di kota Samara.  Sebelumnya, mereka baru saja melakukan kunjungan wisata ke China. 

Selanjutnya, perempuan itu menelepon layanan darurat, yang mendiagnosis bocah laki-laki itu menderita infeksi pernapasan akibat virus. Selain itu, ia dan putranya harus dibawa ke rumah sakit untuk menjalani tes virus Corona.

Dituturkannya lagi, awalnya rumah sakit menjanjikan hasil tes keluar dalam waktu tiga hari, kemudian memperpanjangnya menjadi lima hari.  Ketika dia mencoba meminta hasilnya, petugas rumah sakit terkesan menghalangi-halangi. 

Perempuan itu juga mengaku prihatin dengan prosedur yang longgar di rumah sakit. Menurutnya,  beberapa tenaga medis datang ke daerah isolasi tanpa topeng atau melemparkan pakaian pelindung mereka ke lantai.

Positif Hamil 

Kecemasannya meningkat pada hari kelima, saat ia merasa tidak enak. Perempuan itu lalu meminta suaminya membawakannya tes kehamilan dari rumah dan mencobanya di rumah sakit tempat ia dirawat. 

"Setelah dua menit meremas-remas tangan saya sebagai antisipasi, itu muncul di layar - HAMIL," tulisnya. 

Suaminya berdebat dengan dokter bahwa ia dan putra mereka harus dibebaskan karena sang istri kondisinya sedang hamil. Selain itu, bila terus berada di rumah sakit, dikhawatirkan keduanya malah akan terkena infeksi. 

Namun sebagai jawaban, dokter malah mengatakan mereka harus ditahan selama 14 hari bahkan jika tes virus kembali negatif.

"Putraku histeris," tulisnya.  "Tidak ada jalan keluar bagi kami selain meninggalkan rumah sakit tanpa izin, melalui jendela," ujarnya lagi. 

Polisi kemudian menginterogasinya di rumah, tetapi tidak ada tuduhan yang dilaporkan.  “Semua orang di keluarga saya masih hidup dan sehat, terima kasih Tuhan,” tulisnya. 

Sejauh ini, belum didapat kabar tentang pasien lain yang berhasil kabur dengan cara menonaktifkan kunci elektronik. ***