Menu

Kritik Rencana Proyek Terowongan Istiqlal-Katedral, Netizen Unggah Foto Siswa SD Bertaruh Nyawa Meniti Jembatan Gantung

Satria Utama 13 Feb 2020, 09:45
Siswa meniti jembatan darurat yang berbahaya
Siswa meniti jembatan darurat yang berbahaya

RIAU24.COM -  Sikap Presiden Jokowi yang menyetujui usulan pembuatan terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral terus mendapat kritikan. 

Wacana pembangunan terowongan yang disebut Jokowi sebagai  perlambang toleransi dari Istiqlal menuju Katedral dinilai nerizen tidak perlu. 

Sebagai bentuk kritikan tajam, netizen bahkan mengunggah foto yang mengiris hati nurani rakyat,  yakni foto yang menggambarkan anak-anak sekolah di beberapa daerah harus menyabung nyawa meniti jembatan gantung untuk pergi sekolah. 

"SEPERTINYA MEMBANGUN TEROWONGAN ISTIQLAL KE GEREJA KATEDRAL, TIDAK PERLU-PERLU AMAT. SEMENTARA ANAK BANGSA DI PELOSOK SANA, KE SEKOLAHPUN HARUS MEMPERTARUHKAN NYAWA.." ungkap netizen bernama Dayat. 

Pendapat Dayat disambut kesepakatan netizen lain. Mereka menilai, terowongan dari Katedral ke Istiqlal hanya menghabiskan anggaran.

"Betul saya rasa itu sangt tidak perlu trowongan yg menghubungkn antara dua tempat ibadah umt islam dan non islam." ungkap Abdus Salam. 

Secara terpisah, sejarawan JJ Rizal juga mengkritik soal ide terowongan Istiqlal-Katedral . Dia menyebut awal mula Masjid Istiqlal dibangun dekat dengan Gereja Katedral tak ada sangkut pautnya dengan upaya toleransi.

Rizal menceritakan, Masjid Istiqlal mulanya didirikan dengan tujuan membawa Tuhan lebih dekat dengan pusat-pusat kekuasaan. Musababnya, di pusat kekuasaan itu dinilai banyak godaan sehingga membuat umat Muslim lupa nilai-nilai kebajikan dan kebaikan yang diajarkan agama Islam.

Karena itulah Masjid Istiqlal dibangun di kawasan Jakarta Pusat. Lokasinya persis bersebelahan dengan Gereja Katedral karena kebetulan. Maksudnya, Rizal menjelaskan, pemerintah memanfaatkan lahan yang tersedia di dekat Istana saat itu dan rupanya dekat dengan Katedral. Gereja Katedral terlebih dulu dibangun.

"Itu lahan yang ada dan bisa dimanfaatkan benteng tanah warisan kolonial di dekat Istana pada 1950-60an," ucap JJ Rizal lagi.***