Menu

Panik Akan Virus Corona, Warga Singapura Ramai-ramai Borong dan Timbun Bahan Makanan

Riko 12 Feb 2020, 21:28
Foto (internet)
Foto (internet)

RIAU24.COM -  Kepanikan dilaporkan terjadi akhir pekan lalu di Singapura, terkait penyebaran wabah virus Corona jenis baru. Dampak dari itu warga Singapura dilaporkan be Ramai-ramai memborong bahan-bahan makanan dan sanitasi di pusat perbelanjaan di negara tersebut. Dengan menimbun bahan pangan, mereka dapat mengamankan diri di dalam apartment atau rumah mereka masing-masing. 

Menanggapi lonjakan pembelian, kepala eksekutif salah satu pusat perbelanjaan di Singapura, NTUC FairPrice, Seah Kian Peng mendesak agar masyarakat tetap tenang dan menekankan tidak perlu menimbun makanan.

Namun, seorang warga Singapura, Tao Ming (48) bertekad untuk bersiap menghadapi yang terburuk. Dia mengaku sudah membeli dua lemari es tambahan dari toko barang bekas untuk mengawetkan stok makanan yang dibelinya.

"Saya melihat beberapa orang datang ke Singapura dan terinfeksi. Ini berarti sangat serius dan Anda tidak tahu siapa yang mendapatkannya. Saya khawatir itu akan menyebar lebih jauh, sehingga lebih baik untuk mempersiapkan terlebih dahulu, "katanya, seperti dilansir South China Morning Post pada Rabu 12 Februari 2020.

Tao kemudian mengatakan bahwa ia tidak terburu-buru membeli masker ketika wabah terjadi dan sekarang hanya memiliki 20 buah masker untuk keluarganya yang berjumlah lima orang.

SementaraMal Hao (26), seorang mahasiswa di Singapura mengatakan, laporan infeksi baru setiap hari menambah suasana ketidakpastian. Menurut Hao, ia dan ibunya khawatir rantai pasokan makanan di Singapura yang bergantung pada impor dapat terganggu oleh penyebaran virus ini.

"Para menteri telah membuat pernyataan berani dan mengatakan kata-kata yang meyakinkan, tetapi ini adalah situasi yang sama sekali berbeda dibandingkan dengan masa lalu. Di mana tindakannya dan apa tindakannya," ucapnya. Ia mengaku sudah memiliki persediaan makanan yang cukup untuk satu bulan.

Dia lalu mengatakan pemerintah harus berkomitmen pada road map untuk mengatasi wabah dan mengklarifikasi insiden apa yang mungkin memicu respons yang berbeda.

Sebagai contoh, ia menunjukkan bagaimana 30 ribu pemegang izin kerja dari China belum kembali ke negaranya dan mempertanyakan apakah orang-orang yang diminta untuk karantina di rumah karena diduga terinfeksi virus Corona, benar-benar tinggal di dalam rumah mereka.

 

Sumber: Sindonews