Korban Nyawa Akibat Virus Corona Terus Berjatuhan, Presiden China Xi Jinping Sebutkan Hal ini Kepada Jokowi
RIAU24.COM - Hingga saat ini, korban nyawa yang muncul akibat virus Corona, masih terus bertambah. Perkembangan terakhir menunjukkan, jumlahnya saat ini telah mencapai 1.110 orang. Terkait perkembangan itu, Presiden China Xi Jinping punya keyakinan besar, yang disampaikannya kepada Presiden RI Joko Widodo.
Menurutnya, China akan memenangi peperangan melawan wabah virus Corona, sambil memenuhi tujuan pembangunan sosial dan ekonomi.
Hal itu dilotarkannya keda Jokowi, melalui sambungan telepon, Selasa 11 Februari 2020 kemarin.
“Kami memiliki kemampuan dan kepercayaan diri tidak hanya untuk mengalahkan epidemi, tetapi juga akan memenuhi tujuan dan tugas yang direncanakan untuk pembangunan ekonomi dan sosial. Saya percaya China akan lebih makmur setelah mengatasi epidemi ini,” lontarnya kepaa Jokowi, dilansir okezoneyang merangkum Xinhua, Rabu 12 Februari 2020.
Xi mengatakan pemerintahnya sedang berada dalam situasi penting untuk memerangi virus Corona yang mematikan tersebut.
“Bangsa China adalah negara yang telah mengalami kesulitan dan memiliki semangat yang tak tergoyahkan, dengan kekuatan yang semakin kuat dan kemampuan tempur dalam menghadapi kesulitan dan tantangan yang lebih besar,” lontarnya lagi.
Belum Terbendung
Sementara itu, hingga saat ini ganasnya virus Corona belum juga terbendung. Saat ini, korban jiwa yang muncul akibat virus ganas ini telah tembus 1.110 jiwa. Yang terbaru, diketahui setelah Provinsi Hubei melaporkan adanya 94 korban lagi yang meninggal dunia.
Dilansir sindonews, dalam laporan hariannya, komisi kesehatan Hubei juga mengkonfirmasi 1.638 kasus baru di provinsi China tengah itu, tempat wabah ini muncul pertama kali pada bulan Desember lalu.
Sekarang ada lebih dari 44.200 kasus yang dikonfirmasi di seluruh China, berdasarkan angka yang dikeluarkan sebelumnya dari pemerintah seperti dikutip dari Channel News Asia.
Penasihat medis senior China mengatakan pada hari Selasa bahwa wabah virus Corona di negara itu mungkin sudah berakhir pada bulan April, dan jumlah kasus baru terbaru dapat semakin menambah optimisme itu.
Saat ini, virus itu secara resmi diberi nama "COVID-19" oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, meskipun 99 persen kasus virus Corona baru berada di China, di mana situasinya tetap darurat, virus itu juga memiliki ancaman yang sangat besar bagi seluruh dunia.
Karena itu, pihaknya mendesak semua negara untuk berbagi data untuk meneliti lebih tentang virus mematikan itu. ***