Panas, Kongres PAN Ricuh, Kubu Zulhas Tuding Pihak Lawan Lakukan Hal Ini
RIAU24.COM - Ricuh sempat mewarnai Kongres PAN di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin 10 Februari 2020. Terkait hal itu, kubu salah satu calon ketua umum, Zulkifli Hasan, menuding, kubu lawan sempat membawa tukang pukul ke arena kongres.
Seperti dituturkan Wasekjen PAN Farazandy Fidinansyah, pihaknya menilai ada oknum yang tak ingin demokrasi di partainya berjalan.
"Ada sekelompok orang di PAN tidak ingin demokrasi berjalan. Cara lama ini. Jangan karena tidak pandai menari, lantai yang disalahkan," lontarnya, dilansir detik.
Lebih lanjut, loyalis caketum PAN Zulkifli Hasan itu mengatakan para oknum itu memang sengaja berbuat rusuh di Kongres PAN. Sebab, menurut Farazandy, kongres telah digelar sesuai dengan mekanisme partai.
"Semuanya sudah sesuai SOP. Daftar pemilih sudah ada sejak beberapa waktu yang lalu. Jadi kalau ada yang rusuh, berarti memang mau merusuh," tandasnya.
Menyikapi dinamika itu, Farazandy menegaskan, pihaknya tak akan tinggal diam. Dia juga menyinggung pihak lawan yang membawa tukang pukul untuk merusuh di Kongres PAN. "Kami dari pihak Zulkifli Hasan tidak akan tinggal diam. Jangan takut-takuti orang bawa tukang pukul begitu. Kami lawan sampai titik darah penghabisan," kata Farazandy.
Untuk diketahui, ricuh dalam Kongres PAN itu bermula ketika massa mendatangi lokasi kongres di Hotel Claro, Kendari. Mereka kemudian meminta panitia pengarah kongres menutup pendaftaran peserta kongres.
Dari pantauan detik di lokasi, sebelum ricuh terjadi, sejumlah massa terlihat naik ke lantai 1 lewat tangga yang berada di lobi hotel. Tidak lama kemudian, dari lobi hotel terdengar teriakan.
"Hentikan pendaftaran," teriak salah seorang yang naik ke lantai 2 hotel.
Bahkan, ada juga yang berteriak akan memboikot kongres jika pendaftaran peserta tidak juga ditutup. "Kita boikot kongres kalau tidak hentikan pendaftaran," teriak salah seorang dalam keributan.
Saat keributan mereda, salah seorang dari mereka menyebut nama caketum. ***