Penembakan di Thailand, Para Korban Selamat Ungkap Bagaimana Cara Mereka Bertahan Dari Serangan Selama Belasan Jam
Sampai di lantai empat, Chanathip Somsakul, 33, membarikade dirinya ke toilet wanita dengan lusinan lainnya, menggunakan pintu bilik untuk menutup pintu masuk. Mereka semua menjelajahi perangkat seluler untuk mendapatkan informasi. Tetapi dia mengatakan ada begitu banyak informasi, tidak ada yang tahu harus percaya apa.
"Semua orang ketakutan. Seorang teman yang bekerja di mal berbicara dengan seorang pria di ruang kendali CCTV ... dia memberi kami informasi terbaru tentang lokasi pria bersenjata itu," katanya kepada kantor berita AFP.
Ketika polisi tiba sekitar pukul 21.00, mereka pergi dengan tertib, tetapi mulai berlari ketika tembakan terdengar. Charlie Crowson, seorang guru bahasa Inggris yang tinggal di Nakhon Ratchasima, mengatakan seperti dilansir dari BBC ada "mayat di jalan" di kota yang biasanya damai.
Dia mengatakan salah satu mantan siswa pacarnya termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan itu. Jakraphanth akhirnya ditembak mati oleh pasukan keamanan. '' Di kamar mayat kota pada hari Minggu, Natthawut Karnchanamethee berduka karena kehilangan putranya yang berusia 13 tahun, Ratchanon Karnchanamethee.
"Dia satu-satunya putra saya. Saya mengizinkannya melakukan apa pun yang dia inginkan. Saya tidak pernah menetapkan harapan untuknya. Saya hanya ingin dia menjadi orang baik," kata Natthawut.
Lapasrada Khumpeepong yang berusia 13 tahun mengatakan dia dan ibunya telah terpojok di kamar mandi di kompleks selama lima jam. Dia menulis di papan belasungkawa: "Terima kasih kepada mereka yang mengorbankan diri untuk menjaga orang lain tetap hidup. Tanpa Anda, kita tidak akan berada di sini hari ini."