Bebas dari Pemakzulan, Presiden AS Donald Trump Semakin Percaya Diri
RIAU24.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump semakin percaya diri dan siap menghadapi pemilu presiden setelah memenangkan pemungutan suara pada sidang pemakzulan. Dengan dukungan kuat para senator Republik di Senat, Trum berhasil lolos dari jerat pemakzulan yang diluncurkan kubu partai Demokrat.
Trump juga akan menyanpaikan pidato di Gedung Putih menyambut kemenangan pada Kamis waktu setempat. Sumber dekat Trump mengambarkan pidato itu merupakan pidato pembelaan yang akan mengkombinasikan beberapa keluhuran akal budi dengan pernyataan "saya katakan kepada kamu bahwa".
Pada pidato tersebut, Trump juga akan menyampaikan kebijakan politik, termasuk upaya kampanye pemilu presiden dan upayanya memenuhi janji yangtelah dia buat untuk pemilih dan elektoralnya. “Presiden (Trump) akan menyambut babak terbaru perilaku memalukan yang dilakukan Demokrat di masa lalu dan melanjutkan pekerjaannya mewakili rakyat AS pada 2020 dan selanjutnya,” demikian pernyataan GedungPutih.
Trump mendapatkan dukungan kuat dan solid dari para senator Republik yang membatalkan dua pasal pemakzulan karena menyalahgunakan kekuasaan untuk menekan Ukraina menginvestigasi Joe Biden, kandidat utama pemilu pendahuluan Partai Demokrat dan menghalangi upaya Kongres. Senat, yang dikuasai partai Republik, melalui pemungutan suara memilih untuk membebaskan Trump dari dakwaan menyalahgunakan kekuasaan (52-48) dan menghalangi Kongres (53-47).
Namun, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Nancy Pelosi menyebut pemakzulan akan menjadi legasinya. Sebelumnya, DPR yang dipimpin partai Demokrat menyetujui pasal-pasal pemakzulan pada 18 Desember. Apalagi, Pelosi juga mampu mendapatkan dukungan Senator Republik Mitt Romney yang ikut mendukung langkah Demokrat.
Romney yang pernah menjadi calon presiden dari Partai Republik pada Pilpres 2012 menyatakan bahwa Presiden Trump “bersalah atas penyalahgunaan kepercayaan publik”. Terlepas dari harapan Demokrat, dua anggota Partai Republik moderat lainnya, Susan Collins dari Maine dan Lisa Murkowski dari Alaska, tidak bergabung dengan Romney dalam pemungutan suara untuk menyatakan sang presiden bersalah.