Menghilang Saat Virus Corona Mengamuk, Presiden China Di-Bully Netizen
RIAU24.COM - Keberadaan Presiden China, Xi Jinping banyak dipertanyakan publik. Dia belum terlihat mengunjungi rumah sakit, dokter atau pasien, ketika pemerintahnya berjuang untuk memerangi wabah virus Corona yang sudah menewaskan hampir 500 orang dan menginfeksi 20.000 orang
Xi Jinping menghilang dari pandangan publik selama berhari-hari. Penampilannya terakhir di muka umum adalah pada 28 Januari 2020 ketika bertemu sekretaris jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Beijing.
Sebagai presiden, Xi Jinping memang memerintahkan respons cepat jajarannya terhadap wabah penyakit tersebut. Namun di lapangan, Perdana Menteri Li Keqiang terlihat aktif. Ia bahkan berani mengunjungi Wuhan, kota pusat wabah virus Corona baru.
Carl Minzner, seorang profesor hukum dan politik China di Universitas Fordham, menilai kondisi ini merupakan salah satu masalah paling serius yang dihadapi China dalam beberapa dekade.
“Xi (Jinping) memiliki kekuatan yang sangat terpusat pada dirinya sendiri, menumbuhkan citra populis, dan menyandang gelar 'pemimpin rakyat'. (Dia) Gagal untuk mengatasi masalah ini di depan umum dan tampaknya akan merusak citra populisnya," katanya seperti dikutip Sindonews dari The Guardian, Rabu (5/2/2020).
Beberapa ahli mengatakan pendekatan itu mungkin disengaja. Namun, untuk seorang pemimpin yang wajahnya dan kata-katanya menghiasi spanduk dan tanda-tanda di seluruh negeri, bahkan ditampilkan di media pemerintah setiap hari, pendekatan sederhana selama masa krisis (virus Corona) nasional tampaknya tidak berkarakter.