Setelah Ditolak di Bukittinggi dan Tanah Datar, Turis Asal China Asyik Main Air di Pantai Mandeh
RIAU24.COM - Kedatangan sekitar 150 oran turis asal China ke Sumatera Barat, sempat memunculkan penolakan dari beberapa daerah. Kondisi itu terjadi di Kota Bukittinggi dan Kabupaten Tanah Datar. Penolakan masyarakat di dua daerah itu karena khawatir akan penyebaran virus Corona, yang telah banyak merenggut korban jiwa.
Meski demikian, wisatawan asal Negeri Tirai Bambu itu tetap menikmati indahnya alam Ranah Minang. Bahkan, sepanjang Selasa 28 Januari 2020 kemarin, mereka tampak asyik menikmati suasana kawasan Pantai Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan.
"Perjalanan tetap sesuai jadwal yang sudah kita agendakan," kata Darmawi dari Marawa Corporation, dilansir detik.
Untuk diketahui, Marawa merupakan perusahaan yang membawa para turis China tersebut datang ke Sumatera Barat.
Darmawi tidak merinci apa saja agenda yang dilakukan. Namun ia menyatakan para wisatawan tetap senang di tengah beragam isu yang menerpa.
Sementara itu, Kabupaten Pesisir Selatan memang secara tegas menyatakan menerima dengan senang hati kehadiran para turis China tersebut. Pemerintah setempat juga mengaku tidak terpengaruh dengan adanya penolakan dari daerah lain.
Dua hari sebelumnya, para wisatawan mendapat penolakan saat berada di Kota Bukittinggi. Sejumlah orang datang ke hotel tempat para turis menginap, Minggu (26/1). Massa dari GNPF Bukittinggi 'menjaga' kawasan hotel agar para turis tidak bebas keluar. Massa khawatir para turis membawa virus Corona.
Penolakan yang sama berlangsung di Kabupaten Tanah Datar, keesokan harinya Senin (27/1), sehingga agenda wisatawan di beberapa tempat dibatalkan.
Bukan hanya di Tanah Datar, aksi penolakan juga berlangsung di Padang. Sejumlah orang dari Forum Masyarakat Minangkabau (FMM) menemui DPRD Sumbar dan menuntut wisatawan asing tersebut segera dipulangkan, atau mereka diisolasi.
Selain itu, FMM meminta rencana kedatangan wisatawan China berikutnya dibatalkan.
FMM juga menyatakan kekecewaan terhadap Gubernur Irwan Prayitno dan pejabat terkait yang menyambut turis asing dengan berlebihan. ***