Sejumlah Negara Sudah Bersiap Evakuasi Warganya Yang Berada di Wuhan, Indonesia Masih Pikir-pikir
RIAU24.COM - TOKYO - Terus bertambahnya korban tewas akibat terjangkit virus korona membuat sejumlah negara khawatir. Rencana mengevakuasi warga mereka dari Kota Wuhan dan Provinsi Hubei sudah dipersiapkan. Pesawat-pesawat carter dan perjalanan darat akan disiagakan untuk memfasilitasi evakuasi tersebut. Lantas bagaimana dengan pemerintah Indonesia?
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengumumkan, Pemerintah Jepang telah menyelesaikan pembicaraan dengan Pemerintah Republik Rakyat Cina (RRC). “Kami akan membawa pulang semua warga Jepang yang ingin kembali dengan segala upaya, termasuk menyewa pesawat,” kata Shinzo Abe dilansir Nikkei, kemarin.
Sejauh ini, kata Abe, pihaknya tengah mendata warga Jepang yang ingin meninggalkan Wuhan. Merujuk data Kementerian Luar Negeri Jepang, ada sebanyak 700 warga Jepang tinggal di Wuhan.
Pemerintah Jepang juga menimbang upaya evakuasi melalui darat dari Provinsi Hubei untuk kemudian diterbangkan lewat kota lain ke Jepang. Hingga Ahad (26/1), Pemerintah Jepang telah mengumumkan tiga kasus virus korona di negara tersebut.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) juga mengatakan akan mengevakuasi para diplomatnya dari Konsulat AS di Wuhan. Mereka dijadwalkan terbang dari Wuhan ke San Francisco pada 28 Januari. AS pun menyediakan kursi bagi warganya yang ingin ikut dalam penerbangan tersebut.
"Kapasitas ini sangat terbatas. Jika pesawat tidak memadai untuk mengangkut semua orang yang menyatakan minat, kami hanya akan mengangkut individu yang berisiko lebih besar terinfeksi virus korona," demikian bunyi pemberitahuan itu, seperti dilansir Reuters, Ahad (26/1).
Prancis, yang sejauh ini telah melaporkan tiga kasus penularan, juga berencana mengevakuasi warganya dari Kota Wuhan. Sebuah pernyataan di laman resmi Konsulat Prancis di Wuhan mengatakan, negara itu sedang mempertimbangkan dan menyiapkan layanan bus yang memungkinkan warga Prancis, pasangan, dan anak-anak mereka meninggalkan Wuhan.
Kementerian Luar Negeri Prancis pada Sabtu (25/1) mengatakan telah membuat saluran telepon darurat. Pada Sabtu, seorang pejabat yang menjawab saluran itu mengatakan, perincian angkutan bus masih dikerjakan.
Rencananya adalah membawa warga Prancis yang terperangkap di Wuhan ke kota lain di Cina, tempat mereka akan menjalani karantina 14 hari sebelum diizinkan untuk pindah lagi, seperti dilansir di France24, Ahad (26/1).
Rusia juga menyatakan sedang berkonsultasi dengan Cina untuk membahas kemungkinan mengevakuasi warga negaranya dari Kota Wuhan, seperti dilansir kantor berita RIA, mengutip Kedutaan Besar Rusia di Cina. Sejauh ini, belum ada warga Rusia yang terinfeksi virus korona baru itu.
photo
Kerajaan Inggris juga menyatakan pada Sabtu (25/1) bahwa pihaknya mengeluarkan peringatan kepada warganya agar tidak melakukan semua perjajalanan ke Provinsi Hubei di Cina. Dalam peringatan perjalanan baru itu, Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris juga memberitahu masyarakat untuk meninggalkan Provinsi Hubei.
"Kantor Luar negeri dan Persemakmuran (FCO) menganjurkan untuk tidak melakukan semua perjalanan ke Provinsi Hubei. Bila Anda berada di wilayah itu dan sanggup meninggalkan, Anda harus tinggalkan!" tertulis di laman resmi Pemerintah Inggris.
Di Thailand, tempat dilaporkannya tujuh penularan virus korona, empat pesawat Hercules C-130 lengkap dengan tim kesehatan juga telah disiapkan di Bangkok. Mereka bersiaga jika sewaktu-waktu pemerintah Thailand memerintahkan evakuasi warga Thailand dari Wuhan.
Panglima TNI AU Thailand Maanat Wongwat mengatakan, pesawat pengangkut itu siap berangkat begitu pemerintah memberikan lampu hijau untuk evakuasi. “Angkatan Udara sudah siap,” kata Maanat kepada Bangkok Post, kemarin.
Lantas bagaimana dengan pemerintah Indonesia, Pelaksana Tugas (Plt) Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, saat ini belum memungkinkan untuk mengevakuasi warga negara Indonesia ( WNI) dari Wuhan, China. Sebab, sejak mewabahnya virus corona, Wuhan masih diisolasi.
"Hingga saat ini status Wuhan masih diisolasi, tidak bisa masuk ataupun keluar," kata Faizasyah seperti dilansir Kompas.com, Senin (27/1/2020).
Meski begitu, menurut Faizasyah, pemerintah terus mengupayakan langkah-langkah terbaik. Ia meminta WNI yang berada di Wuhan untuk bersabar. Pemerintah, kata Faizasyah, terus mencari opsi yang memungkinkan.***