Pengamat Nilai Hasto Berupaya Meminimalisir Nama Lain Terseret Dalam Kasus Wahyu Setiawan
RIAU24.COM - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan jika tersangka Harun Masiku disebut sebagai korban penyalahgunaan kekuasaan oleh Komisioner KPU Wahyu Setiawan. Hal itu memang kerap diungkap pihak PDIP kepada publik.
Terkait hal tersebut, Peneliti Institut Riset Indonesia (INSIS), Dian Permata mengatakan jika setiap orang yang terlibat dalam kasus korupsi selalu menganggap dirinya sebagai korban ataupun diframing turut terlibat.
"Semua pesakitan akan mem-framing mereka adalah korban, itu logika umum. Semua pelaku korupsi mereka akan mem-framing bahwa diri mereka adalah korban. Itu kan rumus umum. Makanya kalau kita terjebak di situ ya masalah ini nggak akan maju-maju," kata Dian dilansir dari Rmol.id, Ahad, 26 Januari 2020.
Hasto sendiri juga sempat menyampaikan jika dirinya di-framing oleh pihak-pihak tertentu agar seolah-olah terlibat dalam kasus suap yang menjerat kadernya.
Padahal, kata Dian, Hasto atau PDIP sendiri lah yang melakukan framing tersebut. Framing yang dimaksud ialah menyebut Harun menjadi korban atas penyalahgunaan kekuasaan Komisioner KPU.
"Dia mem-framing dirinya, ya itu sudah rumus baku bahwa dalam keilmuan komunikasi semua pelaku kejahatan korupsi pasti ngaku saya korban," jelas Dian.
zxc2
Dia menduga framing yang dilakukan oleh politisi PDIP bertujuan agar kasus suap tersebut tidak menyeret banyak korban nlaib dari PDIP.
"PDIP juga punya agenda setting bahwa kasus ini agar meminimalisir korban atau cipratan itu ke wajah PDIP. Maka ini disebut agenda dia mem-framing dirinya sendiri," terangnya.
"Saya melihat agenda yang diatur mulai Adrian, dari Hasto, bahwa PDIP adalah korban kekuasaan yang disalahgunakan. Bagi saya, agenda settingnya adalah bagaimana caranya kasus ini terlokalisir, walaupun terciprat ke PDIP itu nggak banyak-banyak amat," tandas Dian.