Menu

Rocky Gerung Tanggapi Soal Banyaknya Raja-raja Baru di Indonesia: Mencontoh Jokowi

Muhammad Iqbal 21 Jan 2020, 10:38
Pengamat Sosial Politik Rocky Gerung
Pengamat Sosial Politik Rocky Gerung

RIAU24.COM - Belakangan ini, banyak Fenomena munculnya  sejumlah kerajaan baru, seperti yang terjadi di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Hal itupun mendapat sorotan, termasuk Pengamat sosial politik Rocky Gerung.

Di dalam sebuah video pada channel Youtube Rocky Gerung Official, dia menyampaikan pandangannya saat dipandu eks wartawan senior, Hersubeno Arief tentang fenomena tersebut.

"Dalam teori kebudayaan gejala-gejala itu disebut gejala ratu adil. Yang biasa timbul ketika orang mengalami fatalisme di dalam hidup. Tetapi tetap punya harapan perubahan. Ada politics of hopes di depan dan politics of memories di belakang," kata Rocky dilansir dari Vivanews.com, Selasa, 21 Januari 2020.

Kata Rocky, fenomena tersebut muncul karena kemungkinan orang ingin mencari keterangan ke belakang terkait memburuknya kondisi kehidupan. Ide membuat kerajaan dengan teman atau kolega yang satu pikiran pun muncul.
zxc1

"Jadi, itu sebenarnya kecerdasan lokal kan. Karena cari outlet dari kesulitan hidup dengan pergi pada semacam keagungan masa lalu," jelas Rocky.

Rocky sendiri tak setuju jika fenomena ini dianggap mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dia menilai yang mengancam NKRI saat ini adalah kurs mata uang dan kemampuan daya beli masyarakat.

"Justru karena dua soal itu kesulitan ekonomi dengan mencari perlindungan budaya dengan membentuk kerajaan," tambahnya.

Namun demikian, dia melihat jika munculnya raja-raja tersebut karena kondisi ada masyarakat yang frustrasi. Seharusnya, hal itu tak perlu bersikap reaktif dengan penegakan hukum seperti melakukan penangkapan terhadap raja atau ratu.

"Polisi kurang imajinasi. Polisi mesti menganggap ini sebagai tontonan budaya baru ya. Kan ada orang yang berinisiatif bikin kerajaan gitu," kat Rocky lagi.

zxc2

Rocky juga menilai hal tersebut justru disikapi dengan gembira. Hal tersebut menurut Rocky anggap saja semacam festival budaya sebagai pengingat ada persoalan dalam bangsa ini.

Bagi Rocky, mereka yang menjadi anggota dan raja tak salah. Alasannya, bisa saja mereka meniru Presiden Joko Widodo untuk menjadi raja. Ia menyinggung beberapa kali Jokowi menggunakan pakaian raja di sejumlah acara, termasuk kunjungan kerja ke daerah maupun luar negeri seperti Malaysia.

"Mereka enggak salah. Sebab, justru mereka mencontoh Presiden Jokowi yang menjadi raja dengan menunggangi kereta kencana," lanjut Rocky.

Dengan contoh Jokowi maka dinilai seorang presiden pun masih ingin mencoba menjadi raja. "Kan orang menganggap sudah menjadi presiden pun ingin menjadi raja. Paling fenomenal ya kan pakai kereta kencana ketika acara perkawinan. Jadi, publik mungkin merasa kita bisa berimanajinasi jadi raja, raja sehari," demikian Rocky.