Menu

Awalnya Trump Mengaku tak Ada Korban, Nyatanya 11 Tentara AS Jadi Korban Serangan Rudal Iran

Siswandi 17 Jan 2020, 16:49
Kondisi pangkalan AS di Irak yang rusak parah setelah dihantam rudal Iran. Foto: int
Kondisi pangkalan AS di Irak yang rusak parah setelah dihantam rudal Iran. Foto: int

RIAU24.COM -  Setelah mengklaim tidak ada korban, pihak Amerika Serikat (AS) akhirnya mengakui ada 11 orang tentaranya yang menjadi korban serangan rudal Iran, saat penyerangan di Pangkalan AS Ain Al Asad di Irak, 8 Januari 2020 lalu. Para tentara tersebut mengalami gejala gegar otak setelah rudal Iran menghantam dua pangkalan militer AS yang berada di Irak. 

Tak hanya itu, laporan awal militer AS juga menyebutkan  serangan rudal itu memicu kerusakan material cukup signifikan.

Dilansir detik yang merangkum reuters dan afp, Jumat 17 Januari 2020, pernyataan terbaru militer AS menyebut sejumlah tentara AS mengalami cedera akibat serangan rudal Iran itu.

"Meski tidak ada personel militer AS yang tewas dalam serangan Iran terhadap Pangkalan Al-Asad pada 8 Januari, beberapa personel dirawat atas gejala gegar otak akibat ledakan dan masih dalam pemeriksaan," terang juru bicara Komando Pusat AS, Kapten Bill Urban.

Sesuai prosedur, semua personel militer di sekitar lokasi serangan harus diperiksa untuk mengetahui ada atau tidaknya cedera otak traumatik. Hasilnya, ada 11 tentara AS yang mengalami luka-luka. Mereka telah dibawa ke fasilitas AS di Jerman atau Kuwait untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

"Untuk saat ini, delapan individu telah dibawa ke Landstuhl, dan tiga individu lainnya dibawa ke Camp Arifjan," ujarnya, merujuk pada Pusat Medis Regional Landstuhl di Jerman dan Camp Arifjan di Kuwait.

Diketahui bahwa sebanyak 1.500 tentara AS ditugaskan di pangkalan udara al-Asad di gurun Anbar, Irak. Saat rudal-rudal Iran menggempur pangkalan militer itu, kebanyakan tentara AS berlindung di dalam bunker-bunker setelah mendapat peringatan awal dari atasan mereka. 

Saat ditanya lebih lanjut soal perbedaan informasi yang drastis ini tentang data korban serangan Iran tersebut, seorang pejabat pertahanan AS menuturkan, data tentang para korban didapat dari komandan prajurit yang bersangkutan. 

"Gejalanya baru muncul beberapa hari kemudian dan mereka dirawat karena kewaspadaan besar," lontarnya. ***