Kasusnya Jiwasraya Belum Usai, Giliran BUMN Ini Bikin Heboh Karena Diduga Rugi Hingga Rp10 Triliun
RIAU24.COM - Satu lagi BUMN yang bergerak di bidang asuransi, kini tengah dalam sorotan. Di tengah masih maraknya kemelut di tubuh PT Asuransi Jiwasraya (Persero), kini masalah baru muncul dari PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau PT Asabri (Persero).
Perusahaan plat merah ini juga dikabarkan tengah mengalami kerugian. Tak tanggung-tanggung, total kerugiannya, menurut Menko Polhukam Mahfud MD, juga fantastis, mencapai Rp10 triliun.
Untuk diketahui, PT Asabari adalah sebuah BUMN yang bergerak dibidang Asuransi Sosial dan pembayaran pensiun khusus untuk Prajurit TNI, Anggota Polri, PNS Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan Polri.
"Saya mendengar ada isu korupsi di Asabri yang mungkin itu tidak kalah fantastisnya dengan kasus Jiwasraya, di atas Rp 10 triliun," ujar Mahfud di Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat 10 Januari 2020 kemarin.
Dilansir kompas, Sabtu 11 Januari 2020, sebelumnya tindak pidana korupsi sempat terjadi di tubuh Asabri. Itu terjadi ketika dirinya menjabat Menteri Pertahanan di era Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Saat itu, penemuan tindak pidana korupsi di Asabri langsung berakhir ke proses hukum.
Terkait dugaan korupsi di tubuh Asabri kali ini, Mahfud mengatakan dirinya memanggil Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri BUMN Erick Thohir.
"Karena itu milik negara dan jumlahnya besar (dugaan korupsi), maka dalam waktu tidak lama saya akan undang Bu Sri Mulyani, sebagai penyedia dana negara dan Bapak Erick Thohir sebagai Menteri BUMN, karena itu masuk BUMN, Asabri itu," tambahnya.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini akan segera membahas masalah tersebut dengan kedua menteri tersebut, termasuk nilai kerugian negara. "Untuk menanyakan duduk masalahnya," kata dia.
Begini Respon Erick Thohir
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir belum mau banyak komentar saat ditanyai soal portofolio saham milik Asabri, yang dikabarkan mengalami penurunan sebesar 90 persen. “Saya belum siap bicara soal Asabri karena belum tahu,” lontarnya Jumat kemarin.
Dikatakannya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI belum mengeluarkan hasil audit terkait Asabri. Atas dasar itu, dia belum bisa banyak berkomentar mengenai masalah yang membelit Asabri. “BPK sudah keluarkan audit untuk Jiwasraya, kalau Asabri belum ada,” kata Erick.
Sebagai informasi, saham-saham milik PT Asabri mengalami penurunan sepanjang 2019. Bahkan, penurunan harga saham di portofolio milik Asabri terjadi sekitar 90 persen. Misalnya, harga saham PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) yang terkoreksi 95,79 persen di 2019 lalu ke level Rp 26. Lalu, saham PT SMR Utama Tbk (SMRU) yang turun sebesar 92,31 persen ke angka Rp50. Di dua perusahaan itu, Asabri memiliki kepemilikan saham sebanyak 6,61 persen. ***