Bela Prabowo Soal Kisruh di Natuna, Gerindra: Dia Tahu Pertahanan Kita Lemah
RIAU24.COM - Komentar dari berbagai pihak yang menilai Menteri Pertahanan Prabowo bersikap lunak terhadap China terkait polemik di perairan Natuna, kembali dibantah internal Partai Gerindra. Kali ini, pernyataan itu dilontarkan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono.
Menurutnya, Menhan Prabowo tidak bersikap lunak. Namun sebaliknya, Prabowo memahami bahwa pertahanan yang dimiliki Indonesia saat ini begitu lemah.
"Lah saat debat Capres kan Prabowo ngomong kalau kekayaan negara harus dijaga oleh pertahanan yang kuat," lontar Arief, Selasa 7 Januari 2020.
Dilansir sindonews, Arief kemudian kembali mengingatkan bahwa Prabowo Subianto pun pernah menilai sistem pertahanan Indonesia lemah. Tak hanya itu, Prabowo juga pernah mengungkapkan bahwa perekonomian nasional lemah.
Ditambahkannya, kekayaan Indonesia mengalir ke luar negeri dan banyak kebocoran akibat korupsi. "Di mana ada yang kuat akan berbuat sekehendaknya, dan yang lemah harus menderita kata Prabowo, dan dinilai pertahanan ekonomi kita lemah," tandasnya.
Kondisi ini, tambahnya, membuat pasukan asing begitu mudah memasuki teritorial Indonesia. "Sekarang terbukti dengan masuk kapal-kapal China ke Natuna dan sudah dilakukan protes oleh pemerintah, tapi kan enggak dianggap. Jadi bukan lembek, tapi Prabowo tahu kalau pertahanan kita lemah, jadi jalan diplomasi adalah yang paling cool," ujarnya lagi.
Hal senada juga dilontarkan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Menurut Wakil Ketua DPR itu, apa yang telah dilakukan Prabowo sudah tepat. Karena percuma saja menggebrak-gebrak meja tanpa melakukan tindakan apa pun di lapangan.
"Apakah mesti ucapan di media menunjukkan kinerja? Kan enggak juga. Kinerja seorang Menhan sudah dilakukan dengan pas menurut saya. Kemudian pelaksanaan di lapangan kemudian oleh TNI juga sudah dilakukan," kata Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dilansir cnnindonesia.
"Kan percuma kita ngomong keras-keras, gebrak meja tapi enggak ada action," imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Dasco meminta para pengamat melihat posisi Indonesia dengan tepat.
"Kepada pada para teman-teman, terutama pengamat, menurut saya harus melihat posisi (Indonesia) dengan pas. Jamgan kemudian memberikan komentar atau pendapat yanh justru memperlemah semangat kebangsaan kota dalam rangka menegakan kedaulatan di wilayah kita sendiri," katanya.
Sedangkan terkait langkah yang telah dilakukan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Dasco menilai sudah tepat. Seperti diketahui, Kemenlu telah menyampaikan protes keras kepada China, terkait aksi kapal China yang menangkap ikan di perairan Natuna. Begitu pula dasar alasan China mengklaim punya hak di kawasan itu, Kemenlu telah menegaskan alasann China itu mengada-ada dan tidak memiliki dasar hukum. ***