Menu

Meski Dijaga Tentara, Massa Pendukung Milisi Syiah Serbu dan Rusak Kedubes AS di Baghdad

Satria Utama 2 Jan 2020, 10:00
Massa Pendukung Milisi Syiah Serbu dan Rusak Kedubes AS di Baghdad
Massa Pendukung Milisi Syiah Serbu dan Rusak Kedubes AS di Baghdad

RIAU24.COM -  Serangan AS terhadap markas salah satu kelompok milisi Syiah di Irak, Kataib Hizbullah, mendapat balasan. Ratusan simpatisan dan anggota milisi Syiah Irak menyerbu gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat di Baghdad pada Rabu (1/1) kemarin.

Seperti dilansir Associated Press, Kamis (2/1), ratusan anggota milisi Syiah Irak tersebut menerobos kedubes AS setelah sebelumnya melakukan unjuk rasa menentang serangan tersebut sejak Selasa hingga bermalam di luar gedung. Mereka lantas merusak ruang penerimaan tamu serta memecahkan seluruh kaca jendela.

Massa juga  melempari batu kepada anggota Korps Marinir AS yang menjaga bangunan tersebut dan mencoret-coret dinding bangunan yang menyatakan mengecam serangan tersebut.  Marinir AS kemudian menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Dalam bentrokan itu tidak ada korban dari kedua belah pihak.

Massa berhasil dipukul mundur ke arah seberang Sungai Tigris, untuk menjauh dari Zona Hijau. Daerah itu dikenal sebagai pusat gedung pemerintahan Irak dan perwakilan negara sahabat. AS juga langsung memperketat penjagaan di kedutaan mereka. Bahkan mereka mengutus helikopter serang Apache mengitari gedung dan memantau situasi dari udara.

Akibat kejadian tersebut, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, membatalkan rencana lawatan ke Ukraina dan empat negara lain. Bahkan dilaporkan AS akan mengirim 750 anggota Marinir tambahan sebagai respon atas penyerbuan tersebut.

Organisasi induk para milisi Syiah, Pasukan Mobilisasi Rakyat (PMF), dan sejumlah ulama Syiah setempat lantas mengimbau para anggotanya untuk mundur dari kedutaan AS. "Setelah mencapai tujuan, kami meninggalkan tempat ini dengan kemenangan. Kami berhasil melempar kotoran ke wajah AS," kata salah satu simpatisan milisi Syiah, Fadhil al-Gezzi.

"Kami tidak takut dengan pesawat yang berputar-putar di langit. Kami juga tidak peduli AS akan mengirim Marinir tambahan ke sini. Justru kebalikannya, hal ini memperlihatkan pemerintah AS mengalami kekalahan secara psikologis," ujar juru bicara Kataib Hizbullah, Mohammed Mohy.***