Menu

Masih Ingat Dukun Cilik Ponari? Kini Putus Sekolah Hingga Jual Sawah Untuk Menyambung Hidup

Riki Ariyanto 31 Dec 2019, 17:59
Kisah kehidupan dukun cilik Ponari yang memprihatinkan (foto/int)
Kisah kehidupan dukun cilik Ponari yang memprihatinkan (foto/int)

RIAU24.COM - Selasa 31 Desember 2019, Hidup memang terkadang berputar, kadang bisa di atas atau malah ke bawah. Setidaknya itulah yang bisa mengambarkan kehidupan dukun cilik Ponari.

Seperti dilansir dari medanheadlines, pernah dituliskan bahwa dulunya Ponari dianggap bisa menyembuhkan penyakit hanya dengan celupkan batu. Hal itu yang memudian buat bocah kelas IV SD itu viral pada sepuluh tahun lalu.

zxc1

Ketika 2013 saat praktek perdukunan sepi, Ponari kembali lanjutkan sekolah. Tapi sampai di SMP, Ponari terkendala dengan biaya. Ibu Ponari, Mukaromah mengaku sedang kesulitan membayar biaya semester yang jumlahnya 250.000 rupiah.

Parahnya lagi, Ponari akhirnya putus sekolah. Hal yang mungkin saja tak pernah terbayangkan. Sebab penghasilan Ponari saat dikenal sebagai dukun cilik bisa miliaran rupiah, tapi kemudian beberapa ratus ribu saja kini tak ada.

zxc2

Memang Ponari sempat membeli sawah dan juga tanah ketika masih jaya-jayanya. Tapi kehidupan sehari-hari keluarga Ponari kembali memprihatinkan sebab keluarga hanya mengandalkan hasil panen sawah.

Sedangkan Desa Kedungsari tergolong wilayah yang kurang tepat ditanami padi. Kecamatan Megaluh kerap mengeluhkan hasil panen yang kurang memuaskan. Dampakny sawah yang dibeli dari hasil perdukunan juga tak semua digarap, sebagian saja disewakan untuk digarap oleh orang lain.

Kehidupan Ponari selanjutnya memprihatinkan. Uang yang dikumpulkannya dari praktek dulu habis. Kondisi Ponari dan keluarga pun kembali seperti sedia kala. Bahkan, keluarga Ponari sampai pontang-panting ngurus BPJS sebab merasa tak sanggup membayar persalinan ibunya.

Dari kisah Ponari ini, bisa diambil hikmahnya. Bahwa kekayaan sejati adalah yang diperjuangkan dengan kerja keras. Sesuatu yang didapat secara instan, artinya kita mesti siap kehilangannya dengan waktu cepat atau bahkan tak terduga sama sekali. Semoga dari kisah Ponari bisa jadi pelajaran untuk kita semua. (Riki)