Aparat Terlibat Penyiraman Air Keras ke Novel Baswedan, Dandhy Laksono: Polisi Mengalami Kemunduran Serius
RIAU24.COM - Senin 30 Desember 2019, Aktivis Dandhy Laksono menaruh perhatian serius terhadap terlibatnya oknum polisi yang menyiram air keras ke penyidik senior KPK, Novel Baswedan. Hal itu disampaikan Dandhy lewat akun twitternya beberapa waktu lalu.
zxc1
"Menyiram Novel Basedan, merusak "Buku Merah", merepresi demonstran dan meninggalkan jejak kekerasan terhadap rakyat di mana-mana. Polisi mengalami kemunduran serius. Apa tak ada polisi-polisi (muda) yang tergerak memulihkan integritas lembaga ini?" cuit @Dandhy_Laksono beberapa waktu lalu.
zxc2
Langsung saja netizen atau warganet memberikan komentar. @asfan_iliadi: "Bukannya mau menarik terlalu jauh, tp perubahan sebuah lembaga harus dimulai pimpinan tertingginya, memberikan contoh yg baik dan set up system yg bagus. Selama pimpinan tertingginya diseret ke kepentingan politis maka lembaga tersebut akan disorientasi."
@arga_wisastra: "Yg muda di doktrin dan di latih ama yg tua. Trus gimana mo berubahnya.. Klo junior senior masih menjadi tradisi. Kecuali ada provost di luar institusi polri. Untuk menjadi polisinya polisi. Dan murni bukan dari kluarga besar polri mungkin bisa terawasi."
@Salim57851090: "Pribadi2 mereka sangat rawan terpapar dengan hedonisme (bahaya yg lebih tinggi dr radikalisme & terorisme). Sehingga nasionalisme bisa segera luntur, kehilangan rasa malu & nalar pun suda bulan menjadi kepribadian mereka lagi."
@indrastywn: "Yang berintegritas didiskriminasi, dihalangi agar tak dapat jabatan dan dikeluarkan dari institusi. krn para penjahat menguasai jabatan2 penting dan kompak melindungi kejahatannya. sedangkan yg berintegritas gak bersatu, beberapa bahkan akhirnya mencari keselamatan untuk diri sendiri." (Riki)