Tersangka Penyerang Novel Teriak Pengkhianat, Pakar Ekspresi Malah Sebut Tak Ada Emosi Marah
RIAU24.COM - Salah satu tersangka penyerang penyidik KPK Novel Baswedan, sempat membuat perhatian saat dibawa petugas ke tahanan Bareskrim Polri, baru-baru ini. Ketika itu, ia menyebut Novel adalah pengkhianat.
Namun menurut pakar ekspresi, ketika melakukan aksi itu, pada wajah tersangka dinilai tidak ada muatan emosi marah.
Hal itu dilontarkan oakar ekspresi Handoko Gani, Minggu 29 Desember 2019. Dilansir detik, meski demikian, ia mengatakan analisisnya ini hanya bisa dipandang sebagai hipotesis awal, bukan kesimpulan.
"Hasil analisis saya, tidak bisa dijadikan kesimpulan. Tapi bisa dijadikan hipotesis awal. Bahwa tidak ada emosi marah sebagaimana yang mungkin diduga, di raut wajah, dalam video yang singkat itu," ujarnya.
Untuk diketahui, Handoko adalah satu-satunya trainer interview dan analisis perilaku (human lie detector) dari latar belakang sipil yang memiliki otorisasi penggunaan alat layered voice analysis (LVA). Namun dia mengatakan teriakan RB tak bisa dianalisis menggunakan LVA karena beberapa alasan.
"Kenapa durasi pendek (teriakan 'Novel pengkhianat') tadi tidak bisa dijadikan sebagai patokan? Adalah karena selain pendek tadi, bahkan dengan alat lie detector (LVA) tidak bisa dideteksi karena noise dan durasinya yang pendek," terangnya.
Selain itu, tambahnya, konteksnya harus sesuai. "Harus ada pertanyaan yang menanyakan kenapa dan kenapa. Ketika itu dijawab, maka ekspresi wajahnya, gesturenya, suaranya, gaya bicaranya, saat itulah kita bisa analisis," tambahnya.
Maka Handoko mengingatkan agar masyarakat menunggu hasil pemeriksaan polisi. Analisisnya hanya bisa dipakai sebagai hipotesis awal.
Sebelumnya, Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo mengatakan pihaknya terus mendalami motif penyerangan terhadap Novel Baswedan. Khususnya untuk mengungkapkan apakah ada yang menyuruh kedua tersangka atau tidak. ***