Menu

Disaat Banyak yang Membela, PBNU Justru Samakan Uighur dengan Separatisme di Papua

Muhammad Iqbal 26 Dec 2019, 15:58
Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf
Katib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf

RIAU24.COM - Permasalahan Muslim Uighur di China kembali mencuat. Banyak pihak yang menyayangkan hal tersebut bahkan membela para Muslim Uighur.

Namun, Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf justru menyebut jika kasus Uighur di Xinjiang, China, mirip dengan yang dialami bangsa Papua di Indonesia.

Pria yang disapa Gus Yahya itu mengatakan ada kaum separatis yang berusaha memisahkan diri dengan China. Mereka ingin mengembalikan kemerdekaan negara Turkistan Timur.

zxc1

"Kalau kita biarkan ini berlanjut konfliknya, ini bukan cuma China yang kacau, seluruh kawasan akan mengalami destabilitas. Jadi destabilitas seluruh kawasan dan kita ikut jadi korbannya mau tidak mau," ujar Yahya dilansir dari CNN Indonesia.com, Kamis, 26 Desember 2019.

"Ini sebetulnya sama dengan Papua, ini bukan masalah Papua seperti apa, tapi kalau terjadi separasi akan terjadi destabilisasi kawasan yang luar biasa," kata dia lagi.

Yahya menilai persoalan di Uighur begitu rumit. Kata dia, jika memang ada represi terhadap separatis Uighur sebagai bentuk kedaulatan China terhadap wilayahnya. Tapi di saat yang sama kelompok separatis di Xinjiang menyeret persoalan ke isu agama.
zxc2

"Bagaimana kita mengajak semua berproses supaya kita bisa mencegah konsekuensi-konsekuensi yang mengarah kepada kehancuran," ucapnya.

Pihaknya sendiri sempat menawarkan solusi ke Pemerintah China. Mereka bersedia menjadi perantara antara Beijing dengan Uighur. Namun usulan tak ditindaklanjuti.

"Sebetulnya kemarin saya katakan bahwa NU bisa bantu Pemerintah China kalau mau, dengan memberikan wawasan-wawasan keagamaan sehingga orang-orang Uighur bisa lebih kooperatif terhadap sistem tanpa harus direpresi, dicuci otak, tanpa harus ditindas," demikian Yahya.