Bela Uighur, Ulama Malaysia Serukan Boikot Produk China
Sementara Muhamed Ljevakovic, seorang pembicara pada KTT Kuala Lumpur dari Bosnia Herzegovina, mengatakan sebagian besar negara yang berpartisipasi adalah teman-teman China, sehingga tidak ada kesempatan untuk menghadapi Beijing lebih kuat dalam masalah Uighur.
"Teman-teman seharusnya saling mengatakan yang sebenarnya, dan teman-teman seharusnya mengatakan kepada mereka bahwa apa yang sedang terjadi saat ini tidak baik untuk China, dan tentu saja tidak baik untuk Uighur. Tetapi orang takut untuk berbicara dalam pikiran mereka," ujarnya pada Al Jazeera.
"Itulah sebabnya kami tidak menerima resolusi penuh di sini karena orang-orang berusaha untuk tidak mengatakan apa pun secara diplomatis," tukasnya.
Sebelumnya, seorang anggota Parlemen Malaysia untuk koalisi yang berkuasa, Charles Santiago, mendesak para pemimpin di KTT Kuala Lumpur untuk mengangkat masalah Uighur pada Selasa lalu.
Sebagian besar negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) telah menjadi sasaran kritik oleh para pembela hak-hak Uighur atas "kebisuan" mereka dalam masalah Uighur.
Pada bulan Juli, lebih dari 20 negara memberikan suara untuk pertama kalinya pada resolusi sebelum Dewan Hak Asasi Manusia PBB menyerukan diakhirinya penahanan massal warga Uighur di Xinjiang.