Soal Penghapusan UN, PGRI Ternyata Sudah Survei Sejak Era SBY, Begini Hasilnya
Sementara itu, CEO Aku Pintar, Lutvianto Pebri Handoko, menilai bahwa UN hanya menjadi sandaran murid atau para orang tua untuk melihat nilai semata. Padahal, di universitas hasil UN tersebut tidak digunakan, lantaran harus menggunakan nilai di SNMPTN.
"Masuk universitas, itu enggak dipakai lagi. Anak pintar itu ketika matematika 100, fisika 100. Padahal skill di karate atau nyanyi itu bagus," kata Pebri.
Tantangan terbesar saat ini, lanjut Pebri, bagaimana mengubah paradigma para orang tua dan guru bahwa ke depan yang paling utama adalah bagaimana sistem pendidikan kita mampu menciptakan SDM yang unggul. Namun ukurannya dengan parameter-parameter skill dan karakter siswa, bukan semata-mata berdasarkan nilai hasil UN. ***