Pencegahan Karhutla di Meranti Dilakukan Lewat Simulasi dan Sosialisasi
RIAU24.COM - MERANTI– Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti, menjadi salah daerah rawan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau. Bahkan pada Tahun 2014 lalu menjadi daerah terluas dalam kejadian bencana tersebut.
Karhutla rawan terjadi pada musim kemarau. Pada tahun ini (2019), musim kemarau terjadi mulai Februari hingga September.
zxc1
Secara terkoordinasi seluruh stake holder yang difasilitasi Polres Kepulauan Meranti bersepakat agar pada saat musim hujan saat ini, dilaksanakan kegiatan simulasi dan sosialisasi Karhutla. Sehingga saat musim kemarau mendatang bisa diantisipasi lebih baik.
Dalam simulasi yang berkolaborasi dengan PT Nasional Sago Prima (NSP) pada Rabu, 11 Desember 2019, dimulai dari saat petugas tanggap darurat menerima informasi Karhutla dari lapangan. Setelah mendapatkan petugas melakukan deteksi dini dan overview pada areal kebakaran menggunakan drone.
zxc2
“Dalam kegiatan tersebut, kita mensimulasikan pemadaman api kecil, pemadaman api sedang, dan pemadaman api besar. Termasuk tata cara pemadaman api dengan sistem estafet,” ungkap Humas PT NSP, Setio Budi Utomo.
Disebutkannya, dalam simulasi yang dilaksanakan di Base Camp Tuni PT NSP, Desa Kepau Baru Kecamatan Tebingtinggi Timur tersebut melibatkan sebanyak 15 orang Brigdalkarhutla PT NSP. Kemudian, masyarakat peduli api (MPA) Desa Kepau Baru, dan 15 orang karyawan PT NSP.
Setelah simulasi selesai, disebarkan juga brosur maklumat Kapolda Riau tentang pencegahan dan peringatan membakar hutan dan lahan di perusahaan pengolah sagu tersebut, MPA dan masyarakat Kepau Baru.
Estate Manager PT NSP, Chandra MS mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian mereka dalam peran serta aktif dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan di wilayah Meranti. “Kami sangat siap. Baik dari segi personil, sarpras dan pendukung lainnya dalam pengendalian Karhutla. Kami juga siap mengsukseskan program Tahun 2020 Kepulauan Meranti yakni zero Karhutla,” ucapnya.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Norman SE menegaskan pada Tahun 2020 pemerintah mencanangkan program mencegah asap dan Riau Zero Api. “Jadi, mari kita bersama-sama mewujudan program tersebut dengan kolaborasi stake holder dalam pencegahan ini,” harapnya.
Hadir juga salah satu anggota DPRD Meranti, Pandumaan Siregar SP. Ia menegaskan bahwa hampir 100 persen penyebab Karhutla adalah faktor manusia. Perlu kesadaran semua pihak untuk lebih peduli terhadap bencana ini. Ia juga mengapresiasi upaya PT NSP dalam pencegahan.
“Saya juga berharap agar MPA yang ada bisa lebih diberdayakan oleh Pemerintah Desa, dan harus dianggarkan dalam ADD operasionalnya. Sebab efek Karhutla sangat besar dan merugikan masyarakat luas. Jadi, mari kita dukung program Pemerintah Riau Tahun 2020 bebas asap,” ajaknya.
Terlihat juga dalam kegiatan tersebut Babinsa Sungai Tohor, Sertu A Harianja, Kasi Pemerintahan Kecamatan Tebingtinggi Timur, M Satar, Kepala Desa Kepau Baru, Acat serta tokoh masyarakat desa tersebut. (R24/Mad)