Setelah kejadian tersebut, pihak galeri mengganti pisang dengan yang lebih baru dan segar. Direktur Hubungan Galerie Perrotin, Lucien Terras, mengatakan sebenarnya pisang yang terjual Rp 1,68 miliar sedang berada di pencernaan seniman Datuna dan itu yang sebenarnya dibayar kolektor.

"Dia tidak menghancurkan karya seni. Pisang adalah idenya. Gegara pisang, ada begitu banyak ketegangan dan perhatian ke galeri kami. Tapi tanggapannya sangat bagus, membawa senyuman ke banyak orang," tuturnya.