Mantap, Dinas Perpustakaan Siak Raih Penghargaan Tingkat Nasional
RIAU24.COM - SIAK- Dinas Perpustakaan Kabupaten Siak menerima Penghargaan Kabupaten Terbaik 1 tingkat Nasional dalam Program Transformasi Perpustakaan berbasis Inklusi Sosial Literasi Untuk Kesejahteraan Tahun 2019.
zxc1
Penghargaan tersebut diterima Kepala Dinas Perpustakaan Kabupaten Siak Muhammad Arifin dari Perpustakaan Nasional, pada acara Peer Learning Meeting Nasional (PLMN) di Hotel JW Mariot Surabaya, yang bertajuk Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial dengan tema 'Literasi Untuk Kesejahteraan'.
"Alhamdulillah, Kabupaten Siak terpilih sebagai Kabupaten Terbaik 1 tingkat Nasional Nasional dalam Program Transformasi Perpustakaan berbasis Inklusi Sosial Literasi Untuk Kesejahteraan th 2019 diadakan oleh Perpusnas RI," ungkap Arifin.
zxc2
Dia melanjutkan, perpustakaan bertransformasi dimaksudkan adalah perpustakaan bukan sekedar menjadi tempat menyimpan dan membaca buku saja akan tetapi perpustakaan sebagai pusat ilmu pengetahuan, pusat kegiatan masyarakat dan pusat kebudayaan, serta bisa tempat mencari solusi permasalahan masyarakat.
"Saat ini Perpustakaan bukan hanya tempat membaca buku saja, melainkan juga bisa untuk meningkatkan kreatifitas dan keterampilan masyarakat," ucap Muhammad Arifin menjelaskan.
Menurut dia, dengan banyaknya kegiatan masyarakat melalui literasi, maka kesejahteraan akan bisa tercapai.
Selanjutnya, hasil produk bisa dijual dan dipasarkan sehingga dapat menambah dan membantu ekonomi keluarga , inilah dinamakan sebagian kecil kegiatan literasi utk kesejahteraan dan banyak lagi seperti bisa menulis buku, menambah kepercayaan diri dalam lingkungan sosial.
Kegiatan yang dihadiri sekitar 1.000 peserta ini ini merupakan ajang belajar dan bertukar pengalaman antarperpustakaan, memotivasi dan membangun kepercayaan diri untuk melaksanakan rencana kerja transformasi perpustakaan kabupaten maupun desa, dan memperkuat proses mentoring dan monitoring perpustakaan kabupaten dan desa.
Sehari sebelumnya Kepala Perpusnas RI Muhammad Syarif Bando mengatakan, literasi untuk kesejahteraan yang menjadi tema dari program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial tidak hanya menyasar pada usia sekolah, tapi masyarakat umum, seperti pemuda, perempuan, dan juga pelaku usaha mikro/kecil, termasuk kelompok marginal lain seperti penyandang disabilitas sebagai upaya untuk pemberdayaan dan peningkatan produktivitas.
"Perluasan transformasi perpustakaan ke tingkat desa/kelurahan juga bagian dari perluasan program dan mendekatkan akses informasi ke masyarakat sehingga perpustakaan menjadi pusat kegiatan maupun proses belajar yang menciptakan kreativitas dan produktif," jelasnya. (R24/Lin)