Menu

NasDem Catut Nama SBY Soal Wacana Presiden 3 Periode, Jansen Sitindaon Beri Tanggapan Menohok

Muhammad Iqbal 5 Dec 2019, 14:22
Ketua DPP Demokrat, Jansen Sitindaon
Ketua DPP Demokrat, Jansen Sitindaon

RIAU24.COM - Ketua DPP Partai Demorkat, Jansen Sitindaon menanggapi pernyataan Wakil Ketua MPR Fraksi NasDem, Lestarie Moerdijat terkait wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi 3 periode.

Namun, yang membuat Jansen mengkritik pernyataan Lestarie adalah dia mencatut nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam usul perpanjangan masa jabatan presiden menjadi 3 periode.

Kata Lestari atau yang biasa dipanggil Ririe itu mengatakan selain Jokowi, SBY juga berpeluang maju Pilpres bila Pasal 7 UUD 1945 diamendemen. Hal itulah yang membuat Jansen berkomentar.

zxc1

"Maksud @NasDem ini apa ya? Kehabisan argumen, malah nama pak @SBYudhoyono dibawa². Tak usah cari mukalah. Kalian cari mukanya kesana aja. Sikap Demokrat menolak Presiden 3 periode. Titik! Katanya Restorasi, tapi pikirannya malah mundur kebelakang. Aneh," kata dia di akun Twitternya @jansen_jsp, Kamis, 5 Desember 2019.

Kemudian Jansen juga membagikan pernyataan SBY jika dia tidak ingin kembali maju sebagai presiden. Meskipun nantinya UU dan konstitusi memperbolehkan untuk kembali mencalonkan.

Dari pernyataan SBY itu, Jansen mengatakan pada saat SBY di periode ke duanya, elektabilitas SBY jauh dibanding siapapun. Meski demikan memimpin Indonesia selama 10 tahun sudah cukup baginya.
zxc2

"Di periode ke-2 jd Presiden, elektabilitas pak SBY jauh diatas siapapun. Cek saja semua survey thn 2014. Koalisi di parlemenpun mayoritas. Demokrat 148 kursi. Namun sejak awal pak SBY memang tdk ingin "mengotak-atik" jalan berkuasa lebih dr 2 periode. Bagi beliau 10 thn cukup," kata dia lagi.

Kemudian, Jansen juga membagikan video SBY yang menolak berkuasa lebih dari 2 periode. "Disampaikan ketika masih Presiden, dlm posisi yg kuat2nya. Jenderal tentara saja bijak tdk tiran ingin memperpanjang kekuasaan, ini sipil malah sok jago. Terbalik2 memang Indonesia ini. Publiklah yg menilai!," ujarnya lagi.