Bongkar Semua Kejadian yang Menimpanya, Habib Rizieq Syihab: Pemerintah RI, Akhiri Dusta
RIAU24.COM - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab, kembali memberi pernyataan terkait apa yang dialaminya saat ini. Pernyataan itu sekaligus sebagai jawaban atas begitu banyak pertanyaan tentang apa yang dialami pria yang akrab disebut HRS tersebut.
Menurutnya, apa yang dialaminya saat ini, adalah pengasingan yang dilakukan pemerintah. Dalam hal ini, ia menilai pemerintah melakukan sinetron dengan berkedok pencekalan. Karena itu, ia mengingatkan Pemerintah RI agar segera mengakhiri segala kebohongan itu.
Hal itu disampaikannya melalui video yang ditayangkan di panggung Reuni 212, di kawasan Monas, Senin 2 Desember 2019. Dalam kesempatan itu, HRS memulai sambutannya dengan pernyataan maaf, karena tidak bisa hadir dalam Reuni 212.
"Pertanyaannya kenapa saya belum bisa pulang sampai hari ini? Karena saya masih dicekal oleh pemerintah Saudi Arabia dengan alasan keamanan atas permintaan pemerintah Indonesia," kata Habib Rizieq.
Habib Rizieq menyebut pemerintah sebaiknya mengakhiri apa yang disebutnya sebagai kebohongan. Dia mengungkit pernyataan Dubes Arab Saudi yang lama terkait statusnya.
"Karenanya saya minta ke pemerintah Indonesia, sudah, akhiri segala kebohongan, akhiri segala dusta dan bohong di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa ini membutuhkan kejujuran pemimpinnya. Siapa pun yang ingin bertanya tentang pengasingan saya kapan dihentikan, jangan tanyakan ke saya," kata Habib Rizieq.
Menurut Rizieq, pertanyaan mengenai kapan pencekalan itu berakhir, bisa ditanyakan langsung ke pemerintah Indonesia.
"Jangan tanyakan ke DPP FPI, jangan tanyakan ke GNPF Ulama, jangan tanyakan ke PA 212, jangan pula tanyakan ke pemerintah Arab Saudi. Tanyakan ke pemerintah Indonesia yang mengelar sinetron pengasingan dengan kemasan pencekalan ini," tuturnya lagi, dilansir detik.
Masih terkait apa yang disebutnya pengasingan itu, HRS mengatakan, dirinya telah sepenuhnya mengikuti prosedur begitu mendapatkan informasi dirinya dicekal, sehingga tidak bisa pulang ke Indonesia.
HRS mengatakan dirinya telah menghubungi otoritas RI di Saudi. Setelah melapor, lanjut Rizieq, KRBI di Riyadh mengirimkan Ketua Pos Badan Intelijen Negara (BIN) ke rumah Rizieq di Kota Makkah. Melalui handphone petugas BIN tersebut, Rizieq sempat berkomunikasi langsung dengan Dubes RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel mengenai apa yang disebutnya sebagai pencekalan itu.
"Sebetulnya kalau kita semua mau jujur apa yang sudah dinyatakan Dubes Arab Saudi yang lama di mana beliau pernah menyatakan bahwa kami Saudi setiap saat siap untuk mengembalikan Habib Rizieq ke Indonesia akan tetapi silakan Anda tanyakan tentang sikap daripada pemerintah Anda sendiri," ujarnya lagi.
Karena itu, HRS membantah pernyataan pemerintah, mengenai 'tak pernah melapor'.
"Saya mau sampaikan secara langsung, bawa pada saat terjadi pencekalan pihak yang pertama kali saya huubungi adalah pihak otoritas Republik Indonesia. Bahkan dubes RI yang berkedudukan di Riyadh mengirim seorang utusan secara resmi yaitu ketua pos Badan Intelijen Negara ke rumah saya untuk meminta keterangan," tutur Habib Rizieq.
"Ketua Pos BIN tersebut meminta sejumlah berkas keimigrasian dalam bentuk fotokopi dan semua itu sudah saya berikan. Bahkan melalui HP dari petugas tersebut, saya sempat bicara dengan pak Dubes. Saya sempat menawrkan kepda pak dubes untuk mampir ke rumah saya. Pak dubes mengingatkan saya untuk memberikan keterangan yang selengkap-lengkapnya," tutur Rizieq.
"Makanya saya terkejut begitu ada laporan saat ini mengnai dubes menyatakan tidak pernah HRS melapor. Bahkan Pak Mahfud MD juga kemudian menyatakan hal serupa," sambungnya lagi. ***