Luar Biasa, Begini Tingginya Antusias Warga Agar Bisa Ikut Reuni 212
RIAU24.COM - Hingga tadi malam, animo kaum muslimin di Tanah Air khususnya yang berada di Jakarta dan sekitarnya agar bisa mengikuti Reuni 212, tampak tinggi. Bahkan, ada yang membawa istri dan anaknya yang masih kecil. Salah satunya adalah Dadang, warga asal Bekasi.
"Anak saya yang ini umurnya enam tahun lebih, namanya Abian umur enam tahun. Kalau yang ini Filma usianya delapan tahun," terangnya memperkenalkan anaknya di pintu selatan Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Minggu 1 Desember 2019 pukul 22.30 WIB.
Dilansir detik,sang putri yang masih kecil tampak membawa bendera bertuliskan kalimat tauhid. Ketika itu, Dadang sekeluarga baru saja tiba dari Bekasi. Mereka sudah berniat untuk ikut Reuni 212, namun Dadang tidak bisa ikut acara sampai selesai.
"Kan saya besok kerja, jadi saya ngambil tahajud sama subuhnya saja. Paginya pulang lagi naik kereta ke Bekasi," terangnya.
Dadang mengaku tak khawatir membawa dua anak kecilnya meski cuaca terasa dingin malam ini. Soalnya, ia dan keluarga sudah membawa perlengkapan yang memadai.
"Kita bawa tenda sendiri, bawa selimut juga buat anak-anak. Jadi Insya Allah aman lah," ujarnya.
Minta Gerbang Monas Dibuka
Tidak hanya Dadang, peserta lain juga sudah mulai mendatangi Monas, tempat kegiatan digelar. Kondisi itu sudah terjadi sejak Minggu sore tadi. Namun niat mereka masuk ke dalam area Monas belum bisa terwujud, karena seluruh gerbang masih ditutup aparat.
Dari pantauan cnnindonesia, kebanyakan dari mereka laki-laki mengenakan baju putih, peci, dan serban. Sementara massa perempuan mengenakan kerudung panjang dan gamis. Mereka terlihat bergerombol di sekitar Jalan Medan Merdeka Timur. Mereka tertahan karena pintu Monas sendiri belum bisa dibuka bagi peserta.
Para peserta yang tertahan itu lantas mendesak dan meneriakkan protes kepada pihak aparat yang berjaga agar pintu gerbang dibuka.
"Buka, buka, buka pintunya, buka pintunya sekarang juga," teriak massa.
Meski begitu, pintu gerbang tetap tak dibuka. Penutupan akses pintu masuk Monas itu sudah dilakukan aparat sejak sore hari. Hal itu membuat para peserta tak bisa masuk ke dalam halaman Monas.
"Iya, belum bisa dibuka, katanya sampai jam 00.00 WIB baru boleh masuk, perasaan tahun kemarin nggak kaya gini," ungkap Arifin, salah seorang massa yang ditemui di lokasi.
Arifin bercerita sudah rutin mengikuti agenda aksi 212 sejak pertama kali digelar tahun 2016 silam. Pria warga Kelapa Gading, Jakarta Utara itu mengaku telah mengajak kembali ratusan teman-teman pengajiannya untuk kembali hadir di reuni 212 yang sudah digelar ketiga kalinya ini.
Arifin mengaku bangga dengan statusnya sebagai Alumni Mujahid 212. Sebab, perjuangan alumni 212 dalam membela Islam dinilai sudah sesuai dengan pemikirannya. Ia mengatakan bahwa para ustaz dan habib yang tergabung dalam alumni 212 konsisten dalam membela Islam.
Hal itu pula yang membuatnya sempat dipecat dari pekerjaannya sebagai karyawan swasta di salah satu perusahaan saat mengikuti aksi 212 di tahun 2016 lalu. Kala itu, bosnya tak mengizinkan anak buahnya untuk ikut dalam aksi tersebut.
"Dulu saya disuruh keluar sama bos saya kalau ikut 212, ya keluar aja saya, karena saya nggak mungkin bohong izin ke mana, saya izinnya ke aksi itu " kata dia.
Berbeda dengan saat ini, Arifin mengaku sudah izin ke atasannya untuk tak bekerja dan mengikuti reuni 212. Ia pun menyatakan atasanya tak mempersoalkan izinnya tersebut. ***