Terungkap Dahsyatnya Percobaan Senjata Nuklir Korea Utara, Gunung Saja Sampai Bergeser
RIAU24.COM - Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) mempublikasikan hasil penelitian mereka mengenai uji coba senjata nuklir yang dilakukan Korea Utara melalui Jurnal Internasional Geofisika. Berdasarkan penelitian itu, ternyata ada dampak luar biasa pasca uji coba nuklir tersebut.
Untuk diketahui, Korea Utara menguji coba senjata nuklir pada 2017 di fasilitas Gunung Mantap. Saat itu terjadi ledakan yang begitu dahsyat. Konon kekuatannya 17 kali lebih besar dari bom atom Hiroshima, Jepang, pada Perang Dunia II. Menurut para peneliti, uji ledakan nuklir dilakukan pada kedalaman 542 meter di bawah Gunung Mantap.
Tiga anggota tim ISRO yang melakukan penelitian adalah KM Sreejith, Ritesh Agarwal, dan AS Rajawat. Menurut mereka, ledakan senjata nuklir Korut pada 2017 menghasilkan deformasi permukaan cukup besar. Selain itu, sisi Gunung Mantap bergeser sekitar setengah meter berdasarkan hasil pemantauan satelit Jepang ALOS-2, sejak sebelum dan setelah ledakan, seperti dikutip dari IANS, Senin (18/11/2019).
Berdasarkan data satelit, para peneliti memperkirakan kekuatan ledakan tersebut sekitar 245 hingga 271 kilotone, dibandingkan dengan 15 kiloton bom yang meluluhlantakkan Hiroshima pada 1945.
Peneliti menggunakan data satelit untuk mengukur perbedaan kondisi permukaan Gunung Mantap karena tidak adanya data seismik. Selain satelit Jepang ALOS-2, ketiga peneliti India itu juga menggunakan radar bukan sintetis (SAR).
Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebutkan, kekuatan ledakan sampai memicu gempa bumi berkekuatan 6,3 Skala Richter. Pemerintah Korea Selatan memastikan gempa tersebut bukan disebabkan dari alam melainkan buatan dilihat dari ciri-cirinya.
USGS dan Pusat Jaringan Gempa Bumi China melaporkan gempa terjadi beberapa kali, disusul dengan gempa kecil di titik yang sama dalam jeda beberapa menit kemudian.
Setelah itu Korut mengklaim mereka berhasil meledakkan bom hidrogen yang dimasukkan ke rudal balistik antarbenua (ICBM) dengan kekuatan menghancurkan.***