Jadi Heboh Setelah Disindir Jokowi, Kadin: Apa Pun Alasannya, Impor Pacul tak Masuk Akal
RIAU24.COM - Sejak disinggung Presiden Jokowi, keberadaan pacul alias cangkul terus mendapat sorotan. Beragam tanggapan datang karena Indonesia ternyata juga mengimpor barang yang sebenarnya bisa diproduksi sendiri di Tanah Air tersebut.
Salah satu tanggapan datang dari Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani. Senada dengan Presiden Jokowi, pihaknya ikut menyayangkan masih adanya impor pacul yang terjadi saat ini.
Rosan dengan tegas menyebutkan hal itu sangat memalukan sekaligus menyedihkan.
"Mestinya sih pacul nggak usah impor ya. Malu-maluin, apa pun alasannya mestinya nggak masuk akal, pacul gitu kan, menyedihkan," lontarnya di sela-sela Rakernas Ekonomi Kreatif Kadin, di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis 7 November 2019.
Tak hanya itu, Rosan juga menegaskan impor pacul adalah sesuatu yang sangat konyol. "Menurut saya ridiculous sih kalau pacul aja masih impor," tegas Rosan.
Dilansir detik, Rosan mengatakan pacul bukanlah barang yang harus dikelola dengan teknologi tinggi, yang seharusnya mudah saja diproduksi dalam negeri. Apalagi pasar pacul dalam negeri sendiri terhitung tinggi. Sebab, Indonesia merupakan negara agraris, di mana pacul adalah salah satu bahan pokoknya.
Karena itu, pihaknya meminta pemerintah untuk menghubungkan dan mengintegrasikan produsen dengan pemakai pacul.
Rendah
Padahal, tambahnya, pacul buatan Indonesia sendiri sudah memiliki kualitas yang bagus.
"Sekarang kita harus memunculkan kesadaran dari off-taker (pembeli), kesadarannya belum ada, kalau kualitasnya sudah bagus. itu yang kita kampanyekan," ujarnya di Kemenko Perekonomian.
Agus mengungkapkan akan mensosialisasikan pacul buatan Indonesia kepada seluruh pembeli di tanah air. Bahkan, Agus akan mewajibkan dalam APBN khususnya pada belanja barang dialokasikan untuk menyerap pacul dalam negeri.
"Kalau belanja pacul yang anggarannya dari APBN, itu akan kita wajibkan untuk belanja dari dalam negeri. Karena produksi dalam negeri kualitasnya sudah baik dan sudah siap, untuk suplainya sudah siap," jelasnya lagi. ***