Andi Arief Sebut Dendam Mega Berlanjut dari SBY Hingga AHY, Begini Respon PDIP
RIAU24.COM - Meski sudah menyatakan dukungan kepada Presiden Jokowi, namun Partai Demokrat ternyata sama sekali tidak menerima jatah menteri hingga wakil menteri. Buntut dari fenomena itu, dugaan tentang adanya skenario menolak Demokrat pun muncul ke permukaan.
Dilansir detik, Minggu 27 Oktober 2019, adalah Wakil Sekjen Partai Demokrat, Andi Arief, yang menguak soal itu. Awalnya, dia mengemukakan ada dendam kesumat yang terpendam pada diri Ketua Umum Partai Demokrat Megawati Soekarnoputri terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurutnya, dendam inilah yang membuat Jokowi tak bisa memasukkan kader Demokrat ke dalam kabinet eksekutif.
"Awalnya saya menduga bahwa dendam Ibu Megawati itu hanya pada Pak SBY, ternyata turun juga ke anaknya, Agus Yudhoyono," ungkap Andi Arief, Sabtu (26/10/2019) kemarin.
Nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), memang disebut-sebut sebagai sosok yang ditawarkan Demokrat untuk masuk kabinet Jokowi.
Andi Arief juga menyinggung soal harapannya agar Jokowi mampu meredam 'dendam' Megawati ke SBY. Menurut Andi Arief, dendam Megawati kepada anak-cucu SBY merupakan dendam pada takdir.
"Tentu saja Agus Yudhoyono tidak pernah merencanakan hidupnya sebagai anak SBY, itu takdir sejarah. Karena itu, dendam Ibu Megawati hingga ke anak-cucu SBY adalah dendam pada takdir," ujarnya lagi.
Terkait ketidaksetujuan Megawati tentang kader Demokrat di kabinet, menurut Andi Arief diketahuinya dari koalisi Megawati. "Kami mendengar ada ketidaksetujuan Demokrat masuk koalisi. Itu datang dari pimpinan koalisi Ibu Megawati," lontarnya lagi.
Spekulasi Sensasional
Menanggapi hal itu, kubu PDIP dengan tegas membantah Megawati punya dendam kepada SBY dan keluarga. Seperti ditegaskan anggota Fraksi PDIP DPR RI, Aria Bima, kegagalan Demokrat gabung koalisi Jokowi bukan karena campur tangan Megawati.
"Itu (dugaan adanya dendam) adalah sekadar spekulasi yang sensasional," tandasnya.
Begitu pula politikus PDIP Hendrawan Supratikno. Ia menilai, persepsi Andi Arief kelewat dramatis.
"AA (Andi Arief) buat drama dengan plot cerita yang mencekam," ujarnya.
Dia menegaskan Megawati tak menyimpan dendam bak di cerita-cerita ketoprak atau sandiwara tradisional Jawa. Ini bukan soal dendam kesumat, tapi hanya soal ketersediaan kursi yang terbatas saja, hanya 34 kursi menteri.
"Ini bukan ketoprak tentang Ken Arok atau Joko Tingkir, Bung. Inti kebanyakan ketoprak kan dendam, iri, balas dendam dan muslihat," ujarnya lagi. ***