Pengakuan Ketua KPK Agus Rahardjo Saat Pihaknya Usut Korupsi Kelas Kakap, Mulai Ditekan Hingga Diteror Bom
RIAU24.COM - Teror dan tekanan, tampaknya sudah menjadi 'menu wajib' yang dirasakan unsur pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Khususnya saat dalam mengusut kasus korupsi kelas kakap. Mulai dari tekanan, ancaman hingga teror, sudah kerap diterima. Tidak hanya ditujukan kepada pribadi, hal serupa juga kerap dialami anggota keluarga. Apa saja kasusnya?
Menurutnya, kondisi seperti itu kerap dialami pihaknya saat sedang mengusut kasus korupsi yang melibatkan 'orang-orang penting' di Indonesia.
"Kasus yang ditangani kalau kasusnya besar, melibatkan orang penting, orang besar, itu biasanya memang satu ya penanganannya susah sekali dan biasanya lama. Dan itu juga mohon maaf, pressure-nya juga cukup kuat," lontarnya, dilansir viva, Minggu 27 Oktober 2019.
Ia mengaku, tekanan atau teror itu sampai menyasar tidak hanya kepadanya, tapi juga ke keluarganya. "Baik pada saya sendiri maupun lingkungan saya termasuk keluarga," terangnya.
Apa Saja Kasusnya?
Saat ditanya apa saja kasus yang mengakibatkan teror dahsyat itu, Agus tidak menjelaskan lebih rinci. Ia hanya mengaku bila KPK tengah membidik dan menelusuri kasus korupsi yang melibatkan orang penting di Indonesia, pihaknya kerap mendapatkan tekanan besar pula.
Namun meski sudah kerap diteror dan dilaporkan kepada pihak berwajib, sejauh ini pihak Polri belum juga bisa menemukan pelakunya. Begitu juga kediaman Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif yang dilempari bom molotov beberapa waktu lalu.
"Jadi mau tidak mau harus diakui, ada. Kasusnya saya enggak perlu sebut satu per satu ya. Tetapi kasus yang besar, melibatkan tokoh besar itu biasanya memang complicated, waktunya panjang dan memberikan tekanan yang cukup besar," tambahnya lagi. ***