Siapa Sangka, Gara-gara Ini, Menkes Terawan Sempat 'Bentrok' dan Dinonaktifkan dari IDI
Kepada para pasiennya, Terawan melakukan flushing, menyemprot 'gorong-gorong' aliran darah yang tersumbat dengan air yang mengandung sodium chloride. Nah, saat pembuluh darah kembali lancar, semua akan berubah dengan cepat. Jaringan sel pun berfungsi seperti sedia kala.
Atas inovasinya ini, Terawan diganjar berbagai penghargaan, seperti penghargaan Hendropriyono Strategic Consulting (HSC). Ia juga diganjar dua rekor MURI sekaligus, yakni sebagai penemu terapi cuci otak dan penerapan program Digital Substraction Angiogram (DSA) terbanyak. Penghargaan lain yang diterimanya adalah Penghargaan Achmad Bakrie XV.
Namun pada tahun lalu, metode terapi cuci otak temuan Terawan menuai kontroversi. Adalah Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) yang menyatakan metode milik Terawan terbukti melakukan pelanggaran berat etik kedokteran. Alhasil, MKEK PB-IDI memecat sementara selama satu tahun Terawan sebagai anggota IDI.
Dirasakan Tokoh Nasional
Kebanyakan mereka memberi tanggapan positif atas terapi cuci otak tersebut. Tidak satu pun yang menyebutkan adanya kesalahan atau mengalami gangguan saat menjalani hingga usai melalui terapi itu.