Menu

Putra Ulama NU Ini Tanggapi Paranormal Panggil Nyi Roro Kidul Dipelantikan Jokowi: Allah Tak Ampuni Dosa Syirik

M. Iqbal 19 Oct 2019, 06:58
Tangkapan layar sesorang bernama Ki Sabdo yang mengaku paranormal yang memanggil Nyi Roro Kidul saat pelantikan Jokowi di gedung MPR
Tangkapan layar sesorang bernama Ki Sabdo yang mengaku paranormal yang memanggil Nyi Roro Kidul saat pelantikan Jokowi di gedung MPR

RIAU24.COM - Ustaz Hilmi Firdausi menanggapi tentang viralnya seorang pria bernama Ki Sabdo yang diduga paranormal yang melakukan aksi pengamanan gedung DPR/MPR RI dari gangguan secara ghaib.

Ustaz Hilmi menanggapi hal tersebut dengan mengutip Surat Annisa ayat 48 tentang orang yang berlaku syirik tidak akan diampuni Allah SWT.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS Annisa:48)," kutip Ustas Hilmi sambil mengunggah video Ki Sabdo saat melakukan aksinya.

zxc1

"Selamatkan bangsa ini Ya Robbana...," kata putra dari Kiai NU KH Amin Affandi tersebut.

Diberitakan sebelumnya, dalam sebuah video tersebut tampak seorang pria tua mengenakan baju hitam dan penutup kepala tradisional duduk bersila di pelataran gedung Nusantara V. Saat ditanya apa yang sedang dilakukakannya, Ki Sabdo mengaku sedang melakukan ritual terakhir pengamanan gedung DPR/MPR tersebut.

"Jadi aku sudah ngecek, anak buah saya di sini, dari Ratu Selatan, Nyi Blorong, sampai Jin Kayangan sudah ada di dalam dan sekitarannya, untuk mengamankan pelantikan Presiden Jokowi tanggal 20 Oktober mendatang," jelasnya.
zxc2

Menurut Ki Sabdo, menurut terawagannya, pengamanan secara spritual memang perlu dilakukan agar tidak terjadi gangguan. "Sekarang sudah aman, Pak Jokowi pasti dilantik. Kalau ada yang mencoba mengganggu akan menjadi urusan Nyai Roro Kidul dan lain-lain," ujarnya.

Saat ditanya apakah kehadirannya di gedung DPRD atas perintah Jokowi, Ki Jokowi mengiyakan. "Saya untuk mengamankan negara republik Indonesia, NKRI supaya terhindar dari perpecahan," ujarnya.