Libatkan Rudal Antarbenua RS-24 Yars Rusia Gelar Latihan Perang Besar-besaran
RIAU24.COM - Pasukan Rudal Strategis Rusia telah memulai latihan perang besar-besaran pada hari Selasa. Latihan perang yang diberi nama "Thunder-2019" dijadwalkan berlangsung tiga hari dan melibatkan 12.000 tentara, 213 peluncur rudal, 105 pesawat, 15 kapal perang permukaan dan lima kapal selam nuklir.
Kementerian Pertahanan setempat mengatakan latihan akan mencakup 16 manuver peluncuran rudal jelajah dan rudal balistik, termasuk peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) RS-24 Yars (SS-29). Peluncuran uji coba akan dilakukan dari udara, darat dan laut.
"Antara lain, peluncuran rudal balistik antarbenua Yars (SS-29) dan rudal balistik Sineva (SS-N-23) akan berlangsung," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Direktorat Kerja sama Militer Internasional Kementerian Pertahanan Rusia, Yevgeny Ilyin, dalam briefing untuk atase militer asing pada hari Senin.
Ilyin mengatakan latihan itu dijadwalkan sejak lama, murni bersifat defensif dan bertujuan melatih pasukan untuk mencegah musuh potensial. Dia meyakinkan para pejabat asing dalam briefing bahwa latihan itu tidak ditujukan terhadap negara lain.
Rusia diketahui telah melatih pasukan nuklirnya setiap Oktober. Analis militer kelompok think tank Dewan Urusan Internasional Rusia yang bermarkas di Moskow, Dmitry Stefanovich, mengatakan kepada CBS News bahwa ini adalah latihan yang dijadwalkan secara rutin untuk seluruh rantai komando.
"Apa yang membuatnya berbeda tahun ini adalah sekarang memiliki nama, dan militer mengumumkannya sebelumnya pada sebuah pengarahan untuk atase militer asing," kata Stefanovich, yang dilansir Rabu 16 Oktober 2019.
"Ditambah lagi kali ini ada sejumlah besar peluncur rudal dari Pasukan Rudal Strategis yang terlibat, bagian dasar dari triad nuklir. Lebih dari 200 (peluncur). Ini adalah mayoritas dari apa yang mereka miliki," ujarnya.
Pekan lalu, Putin mengumumkan bahwa Rusia akan mulai mengembangkan rudal jarak pendek dan menengah sebagai tanggapan terhadap rencana AS untuk mengerahkan senjata semacam itu di Asia. Rudal yang dimaksud itu adalah misil yang dilarang selama beberapa dekade di bawah Perjanjian INF.
Sumber: Sindonews