Pemerintah Tiba-tiba Batalkan Pemulangan 1.200 Pengungsi Kerusuhan Wamena, Relawan: Ini Ingkar Janji
RIAU24.COM - Harapan sekitar 1.200 orang pengungsi korban kerusuhan Wamena, Papua agar bisa kembali ke kampung halaman, tiba-tiba musnah. Hal itu setelah pemerintah secara tiba-tiba membatalkan pemulangan mereka ke kampung halaman, Rabu (9/10/2019) kemarin.
Sontak saja, keputusan yang tiba-tiba dan mengejutkan itu, disambut dengan kekecewaan mendalam oleh para pengungsi dan relawan yang telah berada di Sentani, Jayapura. Apalagi, mereka telah bersiap-siap untuk pulang kampung, setelah dua minggu terkatung-katung di tempat pengungsian sementara.
Mereka pun menuding, pemerintah ingkar janji untuk memulangkan mereka ke kampung halaman.
Seperti dilontarkan Koordinator Relawan Bijotoluwu, paguyuban masyarakat asal Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) Indira Kasim di Jayapura, pembatalan itu keputusan sepihak pemerintah. “Tadi kami sudah siap-siap untuk berangkat ke syahbandar (pelabuhan) di Jayapura. Tetapi tiba-tiba ada informasi pembatalan,” ungkapnya, dilansir republika.
Ditambahkannya, dari koordinasi antara relawan dan pejabat di otoritas pelabuhan Jayapura, mengungkapkan, pembatalan itu perintah dari Jakarta. Bukannya membawa pulang kampung, pihak Jakarta malah meminta warga pendatang kembali ke Wamena.
Tak hanya Indra, rasa kecewa mendalam juga dilontarkan para pengungsi.
“Tolonglah pulangkan kami dulu. Biarlah kami pulang (kampung) dulu,” kata Isnawati, seorang ibu yang mengungsi bersama empat anak-anaknya. Menurutnya, anak-anaknya sudah tak betah di pengungsian, dan menginginkan tidur di rumah.
Rasa kecewa juga dilontarkan pengungsi yang berada di di Masjid Raya al-Aqsa, Sentani. Di titik pengungsian ini, sekitar 145 warga asal Jawa Timur (Jatim) yang semula akan dipulangkan ke kampung halaman. Para pengungsi, pun sudah masuk dalam bus dan truk, untuk berangkat bersama-sama para pengungsi dari titik lainnya menuju syahbandar Jayapura. Akan tetapi, kabar pembatalan membuat mereka kembali ke tenda pengungsian.
“Kami sangat kecewa,” kata Suparlin, pengungsi asal Probolinggo.
Wiranto Minta Kembali
Sementara itu, Menko Polhukam Wiranto meminta panguyuban mengajak warganya yang saat ini mengungsi untuk kembali ke Wamena guna membangun wilayah itu bersama-sama dengan pemerintah dan masyarakat lainnya. Permintaan itu diutarakan Wiranto saat bertemu dengan tokoh masyarakat dan agama yang dilaksanakan di Lanud Silas Papare Sentani, Rabu (9/10).
Menurutnya, Presiden Jokowi juga berpesan agar masyarakat mau kembali ke Wamena dan menata kehidupan seperti sebelumnya. “Kita semua bersaudara,” kata Wiranto.
Wiranto yang didampingi Panglima TNI, Kapolri dan Kepala Badan Siber Nasional juga mengajak para tokoh agar mendorong warga panguyuban yang saat ini masih berada di pengungsian, agar mau kembali dan membangun puing-puing yang rusak bersama-sama.
Menurutnya, situasi di Wamena dan wilayah lain di sekitarnya sudah relatif aman. “Mari kita bersama-sama menata kembali kehidupan walaupun di tanah rantau,” ajak Wiranto. ***