Menu

Arab Saudi Berubah Jadi Sangat "Terbuka", Sosok Ini Disebut Aktor Utama yang berada di Belakangnya

Siswandi 8 Oct 2019, 11:15
Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS). Foto: int
Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS). Foto: int

RIAU24.COM -  Pemerintah Arab Saudi saat ini menjadi sorotan. Hali tu setelah pemerintah setempat mengeluarkan sejumlah kebijakan yang sama sekali tak pernah diprediksi sebelumnya. Ditambah dengan kebijakan lain yang sudah terlebih dahulu dibuat, membuat Arab Saudi tampak menjadi begitu 'terbuka'.

Yang terbaru dan sekaligus yang paling banyak disorot, tentu saja kebijakan Arab Saudi di sektor pariwisata. Hal itu setelah negara itu mengizinkan turis asing yang tidak menikah, menginap di kamar hotel yang sama. Tak hanya itu, turis perempuan juga diberi keleluasaan tak mengenakan abaya alias penutup badan di ruang publik.

Dilansir kompas, Selasa 8 Oktober 2019, kebijakan ini sebenarnya bukan yang pertama kali dilakukan Arab Saudi sehingga negara itu terkesan begitu terbuka.

Sebelumnya, pemerintah negara itu juga mengizinkan dibukanya bioskop. Kebijakan Ini merupakan untuk pertama kalinya dalam 35 tahun terakhir. Yang paling banyak disorot, adalah ketika Riyadh memutuskan mencabut larangan bagi perempuan menyetir mobil. Pencabutan larangan itu berlaku sejak 24 Juni 2018 lalu. Selain itu, ada juga perubahan dalam sistem perwalian, di mana perempuan boleh bepergian ke luar negeri tanpa harus izin dengan wali pria.

Sebelumnya lagi, Arab Saudi juga memberi kelonggaran kepada perempuan sehingga mereka boleh menonton secara langsung pertandingan sepak bola di stadion. Kebijakan itu diterapkan pada 12 Januari 2018.

Sosok Utama
Seiring dengan kebijakan-kebijakan yang tergolong revolusioner tersebut, sosok Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman, atau yang akrab disapa MBS, ikut pula menjadi sorotan. Pasalnya, dialah tokoh utama di balik sejumlah kebijakan itu.

Kebijakan-kebijakan demi kebijakan itu mulai lahir setelah MBS menelurkan konsep bernama Visi Saudi 2030.

Secara garis besar, visi itu menerangkan rencana Riyadh untuk mengurangi ketergantungan pada minyak dan melakukan diversifikasi ekonomi. Tujuan dari visi yang diumumkan MBS itu adalah memperkuat ekonomi dan investasi, meningkatkan perdagangan non-minyak, dan meningkatkan belanja militer.

Menyikapi hal itu, Eman Alhussein, seorang peneliti di European Council on Foreign Relations mengatakan, reformasi al MBS tu telah membawa dampak dalam kehidupan Saudi.

"Satu hal yang jelas berubah dalam beberapa tahun terakhir adalah kehidupan sosial yang secara umum lebih nyaman," ujarnya, dilansir Frontline di pbs.org 1 Oktober 2019 lalu.

Alhussein menjelaskan, selama ini publik Saudi harus mempertahankan dua gaya hidup. Satu di rumah, di mana dia bisa bersikap normal dan melakukan apa yang mereka suka. Kemudian satu lagi ketika berada di depan publik.

"Kini, terdapat atmosfer yang lebih relaks di kota besar seperti Riyadh dan Jeddah," tambahnya.

Sementara itu, Pangeran MBS dalam keterangannya baru-baru ini mengatakan, reformasi yang dia lakukan merupakan bentuk "keterbukaan" dari masa lalu.

"Kami hanya kembali pada apa yang kami ikuti. Yakni Islam moderat yang terbuka bagi dunia dan semua agama," tambah pria yang dilantik jadi putra mahkota pada tahun 2017ini menjelaskan. ***