Minta Presiden Diganti, Ribuan Orang Ditangkap
RIAU24.COM - Diperkirakan sudah hampir dua ribu orang ditangkap aparat keamanan. Hal itu menyusul semakin maraknya aksi unjuk rasa menuntut Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi, segera diganti. Aksi tersebut terus merebak di negeri itu sejak dua minggu belakangan ini.
Aksi yang menyuarakan tuntutan pergantian presiden itu, juga telah mendapatkan reaksi keras dari pemerintah Mesir. Kementerian Dalam Negeri Mesir sampai mengeluarkan peringaan, bahwa akan ada tindakan tegas terhadap para demonstran jika mereka terus melakukan aksi dengan tuntutan serupa.
Dilansir viva, Sabtu 28 September 2019, di antara mereka yang ditangkap adalah Hassan Nafaa, seorang guru besar Ilmu Politik Universitas Kairo dan kolumnis terkenal di Mesir. Ia ditangkap setelah mengunggah cuitan di Twitter.
"Saya tidak ragu bahwa kelanjutan dari pemerintahan el-Sisi akan menyebabkan bencana," tulis Nafaa di akun Twitternya.
Nafaa ditangkap pada Rabu pekan ini, menyusul penahanan Hazem Hosny, seorang juru bicara mantan kepala militer Sami Anan yang dipenjara tahun lalu. Hosny pernah menjadi kompetitor Abdel Fattah el-Sisi dalam Pemilu Presiden lalu.
Tak hanya itu, pemimpin Partai Al-Doustor Khaled Dawoud, juga dilakukan hal serupa. Hal itu setelah ia menjadi kritikus vokal terhadap kebijakan presiden.
Untuk diketahui, aksi unjuk rasa menuntut ganti Presiden Abdel Fattah el-Sisi terjadi menyusul video yang diunggah oleh Mohamed Ali, mantan kontraktor militer Mesir yang kini tengah diasingkan. Ia menuduh el-Sisi dan para pembantunya menghambur-hamburkan uang negara untuk proyek-proyek meski kemiskinan di negara itu terus meluas.
Dalam serangkaian video yang ia unggah, Mohamed Ali mengaku mendapat manfaat dari korupsi pemerintah. Ia mengatakan perusahannya, Amlak, diberikan kontrak negara yang menguntungkan tanpa melalui proses penawaran. Proyek berupa istana-istana dan hotel-hotel mewah yang diklaim Mohamed Ali telah dibangun untuk Presiden Abdel Fattah el-Sisi dan belum dibayarnya, mengejutkan banyak orang Mesir.
Mohamed Ali, yang kini tinggal di Spanyol, mengaku menyesal menjadi bagian dari korupsi yang merajalela di antara korps tentara dan kerabat el-Sisi, termasuk oleh istrinya Entissar Amer.
Untuk diketahui, masyarakat Mesir kini hidup di bawah langkah-langkah penghematan keras. Kebijakan itu diterapkan menyusul diberlakukannya kesepakatan pinjaman sebesar US$12 miliar dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).
Pinjaman itu disebut-sebu menyebabkan naiknya tingkat kemiskinan di negara iu. Saat ini, satu dari tiga warga Mesir dikabarkan hidup di bawah garis kemiskinan. ***