Gara-gara Merusak Handphone, Remaja Pria Ini Diperkosa Dua Wanita
RIAU24.COM - MOSKOW - Seorang remaja 19 tahun di Rusia menjadi keberingasan dua orang wanita. Selain dipukuli, pelajar berprestasi di Rusia itu juga menjadi korban pelecehan seksual.
Kejadian itu bemula saat remaja tersebut menggunakan jam istirahat sekolah untuk mengunjungi teman wanitanya yang berusia 22 tahun di kota Bugulma, di Republik Tatarstan, Federasi Rusia. Wanita yang dia kunjungi mengeluh padanya bahwa dia memiliki beberapa masalah dengan iPhone-nya. Pelajar itu lantas menawarkan diri untuk membantu menyelesaikannya.
Wanita itu mengajak korban ke kantor seorang wanita lain yang berusia 32 tahun. Di perusahaan itulah, pelajar tersebut mencoba memperbaiki iPhone tersebut, tetapi tidak sengaja menggaruk layarnya. Melihat kejadian itu, sang wanita menuntut remaja itu untuk membayar 3.000 rubel. Remaja itu menolak untuk membayar, dan kedua wanita melakukan kekerasan terhadapnya.
Kedua wanita itu pertama-tama secara fisik menyerang pelajar pria tersebut. Namun, kedua pelaku lantas melakukan apa yang digambarkan polisi sebagai tindakan kekerasan seksual yang dianggap sebagai tindakan pemerkosaan.
Seperti dikutip Sindonews dari Russia Today, Kamis (26/9/2019), sex toy (mainan seks) digunakan kedua pelaku saat melakukan kekerasan seksual terhadap korban. Kedua pelaku merekam tindakan mereka dengan ponsel.
Setelah melakukan serangan, kedua wanita itu membiarkan korban pergi. Mereka menuntut korban mengumpulkan uang uang dan mengancam untuk mengunggah video serangan seksual itu secara online jika korban kembali dengan tangan kosong.
Tak terima dengan perlakuan dua wanita tersebut, remaja pria itu melapor ke polisi. Kedua wanita lantas ditangkap dan ditahan polisi.
Pengadilan setempat sedang bersiap untuk memutuskan apakah kedua pelaku harus ditahan sambil menunggu investigasi kriminal atau tidak. Rekaman video yang dibuat oleh kedua pelaku kini menjadi bagian dari bukti dalam kasus tersebut.
Korban bersikeras bahwa goresan pada iPhone hanyalah alasan bagi penyiksanya untuk memenuhi fantasi sesat mereka. Polisi mengonfirmasi korban sadar selama serangan berlangsung.***