Situasi di Wamena Masih Panas, Polisi Sebut Isu Rasialis Penyebab Rusuh Adalah Hoaks
RIAU24.COM - Kerusuhan yang terjadi di Ibukota Kabupaten Jayawijaya, Wamena di Papua, sejak Senin 23 September 2019 menjelang siang tadi, membuat suasana di kota itu mencekam bercampur panas. Tak hanya rumah dan toko milik warga, Kantor Bupati Jayawijaya juga ikut terbakar. Begitu pula sejumlah fasilitas publik yang berada di kota itu.
Sebelumnya, sempat beredar kabar yang menyebutkan rusuh tersebut dipicu perkataan rasialis seorang guru kepada siswanya.
Namun Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo menyatakan, kabar tentang perkataan rasialis itu adalah hoaks atau berita bohong.
Dikatakan, sejauh ini aparat keamanan yakni Polri-TNI masih menangani kondisi yang terjadi di Wamena. Pendekatan yang dilakukan dengan cara persuasif dan melibatkan tokoh agama, adat dan pemerintah daerah.
"Bisa dikatakan penyebaran berita hoaks tersebut yang memicu kejadian yang ada di sana. Saat ini ditangani," terang di Mabes Polri, dilansir cnnindonesia.
Dedi mengatakan berita hoaks yang dimaksud terkait dengan rasialisme. Namun dia tidak merinci hoaks rasial apa yang memicu kerusuhan. "Hoaksnya tentang rasis. Penyebar hoaksnya sedang didalami Ditsiber Bareskrim," tambahnya lagi.
Dedi tidak menampik terdapat sejumlah fasilitas umum yang dirusak seperti ruko-ruko dan kantor pemerintahan dalam kerusuhan di Wamena. "Ada beberapa ruko terbakar. Untuk kantor pemerintahan ada juga yang diserang namun belum terklarifikasi milik siapa," terangnya
Terpisah, Polda Papua menyatakan sedang memburu penyebar hoaks yang disebut-sebut memicu kerusuhan di Wamena hari ini.
"Kami akan cari," tegas Kapolda Papua Irjen Polisi Rudolf A Rodja di Abepura, Kota Jayapura, seperti dikutip antara.
Menurutnya, penyebar hoaks harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Kantor Bupati Terbakar
Menurut informasi, kerusuhan melibatkan pelajar di Kota Wamena, membuat sejumlah fasilitas publik, rusak karena dibakar. Termasuk kantor Bupati Jayawijaya juga ikut terbakar.
"Iya benar, ada rusuh siswa. Sedang panas. Kantor Bupati dibakar," ungkap sumber.
Sementara itu, antara melaporkan, di Kota Jayapura situasi juga mulai memanas. Sebagian Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di Kota Jayapura, Papua, memulangkan siswa lebih awal pada Senin pagi karena ada demonstrasi mahasiswa.
"Pulang lebih cepat karena adanya aksi demo," kata Agustina, seorang guru Sekolah Dasar di Distrik Abepura, Kota Jayapura.
Sementara itu, Melani menjemput anaknya ke sekolah karena khawatir demonstrasi menimbulkan gangguan keamanan. "Anak saya sekolah di Abepura, makanya saya langsung jemput saja, menjaga jangan sampai terjebak demo seperti bulan lalu," katanya. ***