Menu

Rusia Tak Butuh Kapal Induk, tapi Butuh Senjata untuk Menghancurkanya

Riko 23 Sep 2019, 11:48
Foto (internet)
Foto (internet)

Menteri pertahanan itu juga mengkritik Washington karena kebiasaannya membenarkan intervensi militernya di seluruh dunia atas kepentingan orang-orang yang tinggal di negara-negara yang menjadi sasarannya.

“Di negara mana mereka pergi 'membawa demokrasi', apakah demokrasi berkembang? Apakah itu Irak, Afghanistan, atau Suriah?," kritik Shoigu. "Dan orang tentu bisa melupakan kedaulatan dan kemerdekaan setelah keterlibatan Amerika," ujarnya.

Dia menambahkan, AS tidak kehilangan selera untuk menghancurkan negara lain, baik melalui intervensi militer atau cara lain.

“Rekan Barat kami senang menuduh Rusia mengobarkan 'perang hibrida' atau apa pun. Ya, saya katakan Barat adalah yang melakukan peperangan hibrida yang sesungguhnya. AS sekarang akan meninggalkan Afghanistan dengan setengah reruntuhan dan pada saat yang sama mereka bekerja keras untuk menggerakkan hal-hal di Venezuela tentu saja semua untuk 'kemenangan demokrasi'," imbuh sindiran Shoigu.

AS pada tahun ini mencoba untuk menggulingkan pemerintah Presiden Nicolas Maduro yang berkuasa di Venezuela dengan mendukung pemimpin oposisi Juan Guaido. Namun, upaya itu gagal. Washington berjanji akan mencabut sanksi ekonomi yang melumpuhkan Venezuela setelah "orang-orang"-nya mengambil kendali negara tersebut.

 

Sambungan berita: Sumber: Sindonews
Halaman: 123Lihat Semua