Menu

Sebut Langit Riau Sudah Biru, Ini Postingan Menohok Dua Dekan Fisip di Riau untuk Pejabat Pusat

Satria Utama 21 Sep 2019, 15:56
Unggahan Dekan Fisip Unri di media sosial
Unggahan Dekan Fisip Unri di media sosial

RIAU24.COM -  Pernyataan Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol M Iqbal yang mengatakan, kondisi asap di Pekanbaru, Riau tidak seperti diberitakan media massa dan langit di Pekanbaru sudah biru setelah dilakukan penanganan membuat marah masyarakat Riau.

Pantauan di media sosial, sangat banyak warga yang mengecam pernyataan Mabes Polri yang dinilai bertolak belakang dengan kondisi yang sebenarnya tengah terjadi di Riau saat ini.

Tak hanya masyarakat biasa, kalangan akademisi pun tampak sangat kecewa dengan pernyataana Mabes Polri tersebut. Dua dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Perguruan tinggi terkemuka di Riau juga ikut mengkritisi pernyataan tersebut dengan mengunggah postingan yang cukup telak membungkam pernyataan pejabat Mabes Polri tersebut.

Dekan Fisip Universitas Riau, DR Syafri Harto mengunggah sejumlah foto di beberapa ruas jalan di Pekanbaru dan seputaran kampus Universitas Riau yang tampak tertutup asap cukup pekat. 

Salah satu foto menunjukkan gedung rektorat Unri yang hanya terlihat samar-samar akibat tertutup asap. Syafri menuliskan caption foto," Ni Langit RIAU  BIRU...Pak IQBAL".

Sementara itu, Dekan Fisip Universitas Islam Riau (UIR), Moris Adidi Yogia juga tak mau kalah dengan koleganya dalam mengungkapkan rasa kecewanya. Ia mengunggah sebuah puisi di laman Facebook-nya. Ia menyinggung tentang mulut sadis sekejam iblis yang diduga menyindir pernyataan beberapa pejabat pusat yang mencoba menggambarkan bencana asap di Riau tidak mengkhawatirkan. Berikut bait puisi yang dituliskan Dekan Fisip UIR tersebut.

"Kalau ini azab bagi kami, maka biarkan lah kami sendiri...

Kalau ini bencana bagi kami, maka tinggalkan lah kami sendiri...

Bila ini hukuman bagi kami, maka berpaling lah dari kami...

Dan bila kami sudah sendiri, biarkan kami tentukan nasib kami sendiri...

Sudah saatnya kami mempunyai rencana dengan hidup kami...

Sudah saatnya kami membicarakan nasib kami sendiri...

Tak perlu emphaty yang sekedar basa basi...

Mulut sadis, sekejam iblis, dari jauh manis di dekati sinis."***