Ketika PM Malaysia Mahathir Penasaran dengan Jokowi, Langkah Ini yang Dilakukannya
RIAU24.COM - Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad tampaknya menyimpan rasa penasaran, terhadap sikap Presiden Joko Widodo. Hal itu terkait dengan penolakan Jokowi atas tawaran bantuan Malaysia dalam upaya memadamkan hutan dan lahan yang terbakar (karhutla) saat ini.
Seperti diketahui, Karhutla kembali mengganas pada tahun 2019 ini. Sejauh ini ribuan titik panas telah terpantau di beberapa provinsi, termasuk Riau.
Hingga saat ini, penolakan dari Jokowi itu tampaknya masih diingat PM Malaysia tersebut. Menurutnya, pihaknya telah menawarkan bantuan kepada Presiden Jokowi untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Bantuan yang ditawarkan adalah alat pemadam kebakaran, sebab Malaysia memiliki peralatan untuk menjinakkan api (water bombing equipment).
Rasa penasaran itu, sempat terlontar dari bibir Mahathir, usai memimpin rapat Komite Khusus Kabinet mengenai Anti-Korupsi di Putra Jaya, Jumat 20 September 2019.
Ketika itu, Mahathir sempat ditanyai wartawan mengapa Jokowi menolak tawaran bantuan tersebut. Menjawab itu, Mahathir pun mengaku tidak tahu. Dia juga menegaskan tak pernah menanyakan hal itu kepada Jokowi.
Pemimpin negeri Jiran itu bahkan meminta wartawan untuk menanyakan sendiri ke Jokowi.
"Saya tidak tahu mengapa. Tanya (Jokowi) kenapa Anda tidak mau menerima bantuan kita? Saya tidak pernah melakukannya. Mengapa tidak Anda saja yang bertanya (ke Jokowi)," tutur Mahathir, dilansir kantor berita Malaysia, Bernama.
Untuk diketahui, saat ini kabut asap akibat Karhutla di Kalimantan dan Sumatera, telah menyebar masuk ke Malaysia. Jerebu itu singgah di negeri jiran akibat terbawa hembusan angin selatan.
Dilansir Bernama, kondisi ini membuat kualitas udara di sejumlah wilayah Malaysia, seperti Kuala Lumpur dan Selangor semakin memburuk. Sekitar 2.000 sekolah diliburkan di wilayah-wilayah tersebut.
Menurut Mahathir, pemerintahnya telah melakukan banyak hal untuk menangani kabut asap, mulai dari pemadaman api sampai pencegahan dampaknya kepada masyarakat.
"Kita salat minta hujan. Kita juga mencoba menyemaikan awan (membuat hujan buatan) serta meminta warga mengenakan masker," ujarnya lagi. ***